George Toisutta, Sang Guru Inspirasi Rakyat Maluku

Prabowo membesuk mantan KSAD George Toisutta yang terbaring di RSPAD setelah menderita kanker usus. (Foto: Ist)

Pelitasumatera.com, PALEMBANG – Jenderal Purnawirawan George Toisutta tutup usia di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta pagi ini, Rabu (12/6/2019). Purnawirawan TNI Angkatan Darat itu dipanggil Yang Maha Kuasa pada pukul 05.26 WIB.

George Toisutta rencananya akan diterbangkan ke Makassar melalui Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur. George Toisutta menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat sejak 29 November 2009 hingga 30 Juni 2011.

Dirangkum dari berbagai sumber, George lahir di Makassar, 1 Juni 1953. Meski lahir di tanah Makassar, sebenarnya Jenderal Purnawirawan George Toisutta adalah anak Maluku yang berdarah tanah Saparua-Maluku.

Dia mengawali karier dengan mengikuti pendidikan militer di AKABRI pada tahun 1976, hingga menjadi kepala staff TNI Angkatan Darat pada tahun 2009. Lalu setelah pensiun ia melanjutkan kariernya dengan menjadi komisaris utama OSO Group pada tahun 2012.

Sebelum menutup usianya, ia menderita kangker usus yang membuatnya terbaring lemah di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta.

Di mata Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo, bahwa George Toisutta adalah sosok inspirasinya sejak dahulu.

“Beliau adalah atasan, senior, guru dan pelatih saya,” kata Jendral (Purn) Gatot Nurmantyo melalui akun Twitternya (12/6/2019).

Selain menjadi inspirasi, kata Gatot, George Toisutta juga menginspirasi seluruh masyarakat tanah kelahirannya yaitu Saparua-Maluku.

Masyarakat Saparua sangat mencintai beliau, hal tersebut dapat dibuktikan saat beberapa waktu lalu saat itu George datang untuk kunjungan pribadinya pada waktu lalu (9/3/2019) ia disambut dengan Tarian Adat Cakalele dan Lenso oleh warga Saparua Timur dan Saparua saat tiba di Pelabuhan Haria, Saparua.

Hal tersebut sudah menjadi bukti kongkret bahwa George sangat dicintai seluruh warga kampung halamannya karena pribadinya yang baik dan memiliki karier yang cemerlang.

Tidak mudah untuk menjadi sososk inspiratif seperti George Toisutta, perlu dengan usaha yang tidak mudah disertai dengan doa orang-orang terkasihi. Dengan berlatar belakang sebagai anak Maluku yang dicap sulit untuk berkarier.

Namun, George Toisutta dapat membuktikannya bahwa menjadi anak Maluku dapat mencapai impiannnya, bahkan termasuk dari 12 mantan Panglima Kostrad yang berhasil meraih pangkat tertinggi, bintang empat.

Ke-12 orang itu adalah Soeharto, Umar Wirahadikusumah, Makmun Murod, Poniman, Rudini, Wismoyo AM, Wiranto, Ryamizard Ryacudu, George Toisutta, Pramono Edhie, Gatot Nurmantyo, dan Mulyono. Sementara rekan lainnya pensiun dengan pangkat letnan jenderal.

Sepanjang kariernya George Toisutta juga sempat memperoleh berbagai penghargaan, antara lain: SL Seroja, SL Dwidya Sistha, SL Kesetiaan VIII tahun, SL Kesetiaan XVI tahun, Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama dan Bintang Jalasena Utama (2011), Bintang Mahaputera Utama (2011), Penghargaan Bhakti Koperasi dari Menteri Koperasi dan UKM (2011), dan Penghargaan Forki (2011).

Namun, tak semua karir George Toisutta berjalan mulus, ia sempat gagal saat menjadi bakal calon ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berpasangan dengan pengusaha Arifin Panigoro pada tahun 2011. Hal tersebut dikarenakan tidak lolos verifikasi oleh Komite Eksekutif FIFA .

Pemilu 2014 Jenderal George Toisutta sempat menjadi Wakil Ketua Tim Prabowo-Hatta calon presiden dan wakil presiden saat itu.

Sampai pada akhirnya pada tahun 2019 George Toisutta menutup usianya hari ini (12/6/2019) pada pukul 05.26 WIB dan akan di makamkan di kota kelahirannya Makassar.

“Almarhum disemayamkan di rumah duka RSPAD dan akan di makamkan di TPU Dadi Jl Lanto Daeng Pasewang, Makasar, Sulawesi Selatan,” kata Kadispen AD Brigjen TNI Chandra Wijaya saat dikonfirmasi, Rabu (12/6/2019).