Pungli Preman Bikin Sopir Resah, Polisi Turun Tangan

Ilustrasi (Foto: Ist)

Pelitasumatera.com, PALEMBANG – Aksi sekelompok preman di yang melakukan pungli mulai membuat resah. Para preman itu meminta uang dan akan merusak mobil truk jika tak diberi.

“Sudah mulai membuat resah, sopir truk dimintai uang secara paksa. Kalau tidak diberi, mobil kami dirusak,” kata seorang sopir truk, Suprianto di lokasi, Senin (1/7/2019).

Dikatakan Suprianto, aksi pungutan liar terjadi di Simpang Macan Lindungan, Ilir Barat I Palembang sejak beberapa bulan terakhir. Para preman meminta secara paksa uang ‘keamanan’ saat melintas di daerah tersebut.

Tidak segan, sopir truk yang menolak memberi uang akan diancam dengan senjata tajam. Bahkan kaca mobil jadi sasaran dan sopir truk dianiaya.

“Minta uang itu mulai dari Rp 20 ribuan sampai ratusan. Kalau mobil dari lintas provinsi bisa banyak dia minta, tahu dia mobil jauh ya pasti dipaksa” katanya.

“Tadi malam kaca mobil dipecah, sopir sama kernet dianiaya. Sempat dibawa ke rumah sakit karena luka-luka,” imbuh Suprianto.

Modus pungli preman yakni berpura-pura sebagai pengamen jalanan. Pelaku kemudian mengamati pelat kendaraan dari luar daerah, kemudian melakukan aksinya.

Suprianto bersama para sopir truk lain mengaku sudah membuat laporan ke Polsek Ilir Barat I. Namun sampai saat ini belum ada tindakan tegas.

“Sudah buat laporan polisi, kemarin HP saya kena rampas di sana dan sampai saat ini belum ada tindakan. Masih aja beraksi tadi malam,” katanya.

Para preman itu disebut Suprianto tidak beraksi sendirian. Mereka berkelompok dan kerap membawa senjata tajam untuk mengancam korbannya.

Kapolda Sumsel, Irjen Firli saat dimintai konfirmasi memastikan bakal menindak tegas pelaku. Bahkan Firli menyebut hal itu sudah di luar batas kewajaran.

“Itu bukan hanya pungli saja. Tapi sudah masuk pemerasan. Tidak dibenarkan itu, harus secepatnya dilakukan penindakan,” kata Firli tegas.

Firli mengaku akan segera berkoordinasi dengan Jatanras untuk menindak tegas segala perbuatan yang membuat resah di kampung halamannya. Terutama untuk kejahatan yang mengancam keamanan masyarakat. (ran)