Modernisasi Pertanian, Dongkrak Produksi Padi di OKI

Pelitasumatera.com, KAYUAGUNG – Modernisasi pertanian melalui penggunaan alat mesin pertanian selama empat tahun terakhir sukses mendongkrak produktivitas lahan pertanian di Kabupaten OKI hingga 834 ribu ton.

“Sangat signifikan dari 536 ribu pada 2013 menjadi 834 ribu ton (GKG) pada 2018,” ungkap Bupati OKI, H. Iskandar, SE pada acara peresmian Ware House UPJA Widhatama di Desa Lubuk Seberuk Kecamatan Lempuing Jaya Kabupaten OKI, Jum’at (18/10).

Bupati Iskandar sangat mengapresiasi penerapan inovasi teknologi dan mekanisasi pertanian yang gencar dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) selama lima tahun terakhir. Penerapan ini dia nilai tepat karena telah merevolusi wajah pertanian Indonesia menjadi lebih modern.

“Lebih dari 2 ribu unit alsintan diberikan kepada petani di OKI. Sebuah revolusi besar-besaran di bidang pertanian sejak lima tahun terakhir sehingga mendorong percepatan tanam dan produktivitas lahan,” kata Iskandar.

Iskandar juga optimis dengan potensi lahan pertanian mencapai 130 Ha target produksi 1,3 juta yang diberikan Mentan ke padanya dapat tercapai.

“Dengan potensi lahan mencapai 130 ribu hektar yang mampu dikembang menjadi 150 ribu Hektare ditambah lagi bantuan Alsintan kami optimis capaian target 1,3 juta ton,” kata Iskandar.

Wayan Sudaryanto, Ketua Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) Widhatama Kabupaten OKI mengatakan mekanisasi pertanian mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

“Dulu kami hanya mampu panen 1 kali dalam setahin (IP 100), sekarang sudah IP 200 bahkan sebagian lahan kami sudah IP 300,“ ujar Wayan.

Bantuan alsintan, tambah Wayan juga mampu menekan biaya tanam dan biaya produksi serta mempercepat periode tanam.

“Dengan alsintan kami tidak perlu membeli insektisida dan mengurangi tenaga kerja pra dan pasca tanam karena PH tanah meningkat, produksi padi juga meningkat,” tandasnya.

Dirjen Sarana dan Prasarana Kementrian Pertanian, Sarwo Edhy, SP. MM mengatakan modernisasi pertanian ditujukan untuk mendongkrak kesejahteraan petani serta menyongsong Indonesia lumbung pangan dunia 2045.

“Di samping itu, penggunaan Alsintan juga mampu memenuhi kelangkaan tenaga kerja dan mendorong minat generasi muda untuk terjun langsung ke sektor pertanian,” ujar Edhy.

Sarwo Edhy menjelaskan hingga saat ini sudah lebih dari 400 ribu unit alsintan yang didistribusikan pemerintah. Jumlah ini bahkan meningkat 500 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

“Bantuan alsintan ini terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Modernisasi dilakukan sebagai persiapan menghadapi tantangan era revolusi industri 4.0,” kata dia.

Sarwo Edhy menjelaskan, modernisasi pertanian ini terbukti mampu menghemat biaya produksi dan mempercepat proses produksi hingga meningkatkan produktivitas lahan.

“Sebagai contoh, penggunaan traktor roda-2 dan roda-4 mampu menghemat pengolahan lahan dari 3 hari jadi 3 jam saja per hektare belum lagi penggunaan tenaga kerjanya,” kata dia.

Dari sisi ekonomi, tambah Sarwo Edhy alsintan mampu memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga petani mencapai 80 persen. (leo)