Pemkot Palembang Bentuk Dewan Riset

Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Litbang Kota Palembang, Harrey Hadi (Foto: Ist)

Pelitasumatera.com, PALEMBANG – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kota Palembang membentuk dewan riset sebagai dukungan dalam mewujudkan visi-misi Palembang EMAS Darussalam 2023.

Diketahui, visi-misi Palembang EMAS Darussalam 2023 dicanangkan oleh Walikota Palembang Harnojoyo dan Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda.

Kepala Bappeda Litbang Kota Palembang, Harrey Hadi, menerangkan bahwa jika dewan riset berfungsi untuk untuk memberikan pertimbangan terhadap keputusan dan kebijakan walikota, yang berkaitan dengan research anddevelopment.

“Artinya, keberadaan dewa riset ini adalah, program Bappeda Litbang yang melibatkan akademisi, para pakar di bidangnya seperti politik, sosial dan ekonomi,” terangnya.

Harrey menerangkan, Bappeda Litbang ini mencakup pengembangan dan penelitian.

Dimana, peran litbang yang ada di Bappeda itu akan di fokuskan pada pengebangan research and development.

Sehingga didalam pelaksanaan pembangunan itu, harus ada pertimbangan-pertimbangan melalui kajian-kajian yang komperhensif di bidang-bidang yang mungkin ada permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.

“Artinya, Walikota berharap keberadaan dewan riset ini dapat membantu beliau memberikan masukan dalam mengambil keputusan dalam pelaksanaan pembangunan,” terangnya.

Saat ini, sambung Harrey, dewan riset yang dibentuk tahun ini sedang mencoba melakukan tahapan mengkonsolidasi program-program kerja yang dibentuk.

“Saat ini kami sedang mencoba mengkonsolidasi program kerja yang dibentuk oleh mereka. Karena ini sifatnya independent, maka ini akan disampaikan melalui ketua dewan riset daerah Kota Palembang, dalam hal ini diketuai Noviarman Kailani,” ungkapnya.

Harrey mengatakan, dewan riset ini terbentuk sejak awal 2019 dan SK nya sendiri telah diterbitkan lengkap dengan bidang-bidang pengembangan yang terdiri dari akademisi dan praktisi.

Nantinya, melalui deputi-deputi disana program keja disusun, sehingga kedepannya dapat memudahkan kepala daerah dalam hal ini Walikota dalam mengambil keputusan-keputisan serta kebijakan yang krusial.

Keberadaan dewan riset ini, diakui Harrey berbeda dengan staff khusus Walikota yang bersifat melekat dan memiliki fungsi yang berbeda.

Meski didalam dewan riset itu sendiri terdapat salah satu staff khusus Walikota yang dalam hal ini ketua dewan riset daerah Kota Palembang, Noviarman Kailani.

“Fungsi dewan riset dan staff khusus Walikota berbeda. Banyak orang yang terlibat didalamnya, seperti akademisi-akademisi, praktisi bahkan staff khusus,” jelasnya.

Harrey memastikan, jika dewan riset berbeda dan tidak ada gaji bulanan seperti staff khusus.

Bahkan tugasnya juga melakukan kajian tertentu dan tidak bersifat kontraktual. Dimana, dewan riset juga tidak masuk secara langsung ke OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dalam melakukan kajian.

“Ini adalah program Bappeda dan bisa saja kami mengambil orang-orang tertentu dan sifatnya tidak mengikat. Mereka tidak ada gaji-gaji bulanan dan honor mereka berdasarkan perkegiatan seperti rapat dan membahas sesuatu,” bebernya.

Sudah dibentuk sejak awal 2019, Harrey mengaku jika dewan riset saat ini masih dalam tahapan konsolodasi, masih perlu banyak rapat dan pertemuan.

“Tahun ini mereka masih dalam tahap persiapan dan mencoba melakukan konsolodasi darisana baru akan diketahui apa saja yang akan mereka kerjakan,” katanya. (hmy)