Prabowo Mulai Petakan Kebutuhan Senjata dan Alutsista Tahun 2020

JAKARTA – Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sakti Wahyu Trenggono membuka Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan (Rapim Kemhan) Tahun 2020 di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (22/1/2020). Rapim Kemhan sedianya digelar sejak hari ini hingga Kamis (23/1/2020) besok.

Wahyu menuturkan kegiatan Rapim Kemhan 2020 diselenggarakan dalam rangka menyampaikan Kebijakan Menteri Pertahanan RI yang dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan pertahanan negara tahun 2020.

Adapun, Wahyu menyampaikan dalam Rapim Kemhan kali ini pihaknya mengusung tema ‘Pertahanan Semesta yang Kuat, Menjamin Kelangsungan Hidup NKRI’.

“Rapim Kemhan kali ini juga menjadi sangat penting dan strategis, karena merupakan Rapim pertama pada periode pemerintahan ini. Selain itu, poin penting lainnya adalah bahwa program kerja yang disusun harus sinergi dengan tujuan strategis yang tercantum dalam Kebijakan Umum Pertahanan Negara (Jakum Haneg) Tahun 2020-2024,” kata Wahyu lewat keterengan resmi yang diterima, Rabu (22/1/2020).

Wahyu  pun menyampaikan bahwa tahun 2020 merupakan tahun krusial ditinjau dari aspek strategi dan kebijakan pertahanan negara.

Sebab, kata dia, di tahun ini akan berlangsung penyusunan berbagai kebijakan strategis bidang pertahanan negara, mengingat tahun ini merupakan awal tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Terkait hal itu, Wahyu pun mengingatkan pentingnya koordinasi dan sinergitas antara satuan kerja Kemhan dengan kementerian dan lembaga terkait.

Hal itu guna memastikan bahwa pertahanan negara dalam kondisi terbaik sesuai dengan lingkungan strategis dan analisis ancaman.

“Kemhan selalu berupaya untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri guna memenuhi kebutuhan alutsista TNI dan menunjang kemandirian industri pertahanan. Kebijakan ini sejalan dengan visi Bapak Presiden RI dengan kebijakan pembangunan teknologi dan industri pertahanan,” katanya.

Lebih lanjut, Wahyu pun menyampaikan bahwa pengembangan industri pertahanan dalam negeri berpeluang diarahkan untuk mendukung kebutuhan postur pertahanan militer.

Wahyu pun berkeyakinan jika semua kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh industri pertahanan, maka selanjutnya dapat dikembangkan untuk mendukung kebutuhan sipil. (net)