Teringat Pesan Ibunya Sebelum Meninggal, Pelaku Pengeroyok Serahkan Diri

PALEMBANG – Berakhir sudah pelarian Andian Sanata (22), tersangka pengeroyokan suporter sepak bola hingga tewas, pada tahun 2016 silam.

Ditangkapnya Andian, berawal saat ia kembali ke Palembang pada 27 Januari lalu karena teringat pesan ibunya untuk menyerahkan diri.

Dimana ibu dan adiknya sudah meninggal saat kejadian bus Sriwijaya Palembang Bengkulu jatuh ke jurang Pagar Alam. Sebelum meninggal ibu berpesan agar saya menyerakan diri.

Tiba di Palembang, dirinya langsung diciduk anggota Unit Pidum Satreskrim Polrestabes Palembang.

Kepada petugas, Andian mengakui perbuatannya ikut menganiaya suporter hingga tewas.

“Ketika itu saya pukul korban pakai helm sebanyak dua kali. Tapi kalau pelaku yang lain pakai batu dan kayu,” katanya.

Penganiayaan berujung maut itu, kata Andian, dipicu kesalahpahaman antara ia dan korban serta beberapa anggota suporter lainnya.

“Korban kami keroyok di parkiran motor dekat tribun utara stadion saat pulang nonton bola,” ungkap Andian.

Setelah berada di Mapolrestabes Palembang, Andrian mengaku selalu teringat pada ibunya. Ia pun berencana akan mengirimkan doa untuk mengenang 40 hari kepergian ibu dan adiknya dari dalam penjara.

“Tanggal 2 Januari nanti 40 hari meninggalnya ibu dan adik saya. Saya akan kirim doa dari dalam (penjara),” ujarnya sambil tertunduk.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, AKBP Nuryono melalui Kasubnit Pidum, Ipda Andrian, Sabtu (1/2/2020) mengatakan, pelaku saat ini masih diperiksa guna penyidikan lebih lanjut.

“Pelaku yang sudah kita tetapkan tersangka ini masih kita periksa untuk mencari para pelaku pengeroyokan lainnnya yang belum ditangkap. Tersangka dijerat Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan, ancaman hukumannya bisa di atas lima tahun,” tukasnya. (mld)