New Normal, Lubuklinggau Akan Kembali Buka Masjid dan Sekolah

Wali Kota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe (Foto: Ist)

LUBUKLINGGAU – Rencananya mulai 1 Juni mendatang Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau akan mulai menerapkan new normal seperti yang dilakukan pemerintah pusat.

Wali Kota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe menyampaikan, setelah selesai telaah, Kamis (28/5/2020) pihaknya akan melakukan rapat lintas sektoral membahas teknis pelaksanaan.

“Setelah rapat dengan semua pihak, nanti Sabtu dan Minggu hasilnya akan kita sosialisasikan. Insya Allah Senin pola kehidupan baru akan dimulai,” kata Nanan, sapaan akrab Wali Kota.

Ia menyatakan dengan demikian mulai Senin mendatang masjid-masjid di Kota Lubuklinggau akan mulai dibuka kembali untuk melaksanakan ibadah salat berjamaah.

“Namun tetap harus menggunakan protokol kesehatan. Nanti di masjid itu ada tempat cuci tangan, masing-masing harus pegang hand sanitizer, semua orang pakai masker, dan masjid juga menyiapkan thermo gun,” ungkapnya.

Lalu sekolah-sekolah di Kota Lubuklinggau juga akan dibuka kembali. Untuk anak-anak sekolah akan diatur ketentuannya, mulai dari harus pakai masker, sekolah menyediakan tempat cuci tangan, dan tempat duduk harus berjarak.

Akan tetapi untuk sekolah ini kita masih menunggu instruksi dari pusat dan koordinasi dengan disdik, teknisnya seperti apa kita tunggu saja,” ujarnya.

Selanjutnya rumah sakit, puskesmas, tim ambulan 119, dan tim medis di bawah koordinasi dinkes juga sudah siap. Rumah Sakit Siti Aisyah untuk ruang isolasi negatif yang siap ada dua ruangan, air flow ada 12, dan ruang operasi untuk negatif ada satu.

“Semua petugas medis kita juga dilengkapi protokol COVID-19 dan APD. Lalu persiapan kita juga rumah isolasi sudah punya dua, yakni eks barak kompi dan diklat. Ke depan kita tidak pakai hotel lagi, tapi kita tidak harapkan ini terisi,” jelasnya.

Nanan menambahkan, untuk dua posko di tengah kota akan tetap dioptimalkan. Sementara untuk posko perbatasan akan dikurangi, termasuk petugasnya juga dikurangi. Nanti hanya ada satu petugas baik TNI, Polri, Damkar, dan Pol PP.  Meski demikian, penyemprotan tetap berjalan.

“Untuk Pol PP dan Damkar nanti khusus mengatur penyemprotan, termasuk ke depan kita akan menambah lagi sarana prasarana cuci tangan untuk menyambut pola hidup baru ini,” ujarnya.

Hanya saja yang menjadi kendala ke depan adalah pengaturan acara hajatan pernikahan. Mengingat hajatan masyarakat Lubuklinggau tidak semuanya dilaksanakan di gedung, tapi kebanyakan di rumah masing-masing.

“Kalau memakai gedung bisa kita atur, tapi yang di rumah-rumah ini akan sulit. Nanti kita carikan solusinya, kalau dibuka semua itu harus kita buka. Kalau Jakarta enak, rata-rata pakai gedung. Kalau kita ini, tidak bisa membatasinya,” pungkasnya. (net)