Upaya Inter Rebut Liga Eropa dari Sevilla

PALEMBANG – Tidak ada klub yang lebih rajin menjuarai Liga Europa, selain Sevilla. Lima kali melangkah ke final, lima kali tim Andalusia juara. Terbanyak mengoleksi piala.

Berapa kali Sevilla juara La Liga? Sekali. Piala Super Spanyol? Sekali saja. Piala Super Eropa? Sekali juga. Memang Copa Del Rey juga lima kali dimiliki, tapi untuk era 2000-an cuma teraih dua.

Tidak ada pula klub yang mencapai final sebanyak Sevilla. Sevilla terlalu identik dengan kompetisi ini. Entah bagaimana, mereka begitu berjodoh dengan kompetisi level dua antarklub Eropa. Sejak juara pertama kali pada 2006, mereka ketagihan.

Untuk musim ini, Los Nervionenses siap menyambut final keenam mereka. Suso, dkk. bersua Inter Milan di Stadion Koeln, Jerman pada Sabtu (22/8) jam 02.00 WIB.

Lantas, apa yang membuat klub Spanyol begitu dominan di Liga Europa? Ternyata gara-gara rival sekota, Real Betis.

“Sevilla sempat melewati 60 tahun tanpa trofi untuk dirayakan. Juara Piala UEFA pada tahun 2006 menjadi momen krusial untuk tim yang merayakan 100 tahun klub. Apalagi, setahun sebelumnya Real Betis menjuarai Copa Del Rey,” ungkap kiper legendaris klub, Andres Palop kepada The Athletic.

Banyak pemain yang belum pernah meraih kesuksesan seperti itu. Lantas muncul rasa ketagihan dan mengulanginya setahun berselang. Selain Palop, pemain seperti Dani Alves, Frederic Kanoute, Adriano Correia, dan Luis Fabiano berada dalam skuat pimpinan Juande Ramos.

Kesuksesan Ramos menular ke tangan dingin Unai Emery. Sedari musim 2013-14 sampai 2015-16, trofi Liga Europa tidak berpindah tangan. Emery melampaui pencapaian eks pelatih Tottenham Hotspur. Sosoknya tetap agung sekalipun musim lalu tumbang di final bersama Arsenal.

Anggaplah sepak bola sebagai sesuatu yang bisa terukur lewat statistika. Beralih rupa menjadi eksakta tatkala skor, operan, daya tempuh, dsb. tereduksi sebatas angka-angka. Namun, bolehkah kita bilang Sevilla sanggup juara terus menerus bukan karena melulu sesuatu yang saintifik?

Setiap hari, pemain Sevilla bisa dengan mudah melihat wujud piala Liga Europa. Menyimak foto para pemain terdahulu yang berhias confetti saat berpesta. Mendengar kisah kemahsyuran yang perlahan membangun alam bawah sadar bahwa mereka membela klub langganan juara kompetisi ini. Tertanam keyakinan, bukan hal muskil untuk mengulanginya berkali-kali.

Kasus serupa, misalnya pada Real Madrid dengan Liga Champions, Juventus dengan Serie-A, Bayern Muenchen dengan kejuaraan domestik, atau Arsenal dengan Piala FA. Pastilah fakta itu bukan satu-satunya modal kesuksesan berulang. Namun kenyataan tersebut kadung memaksa mereka punya standar kalau musim harus berakhir minimal ditemani trofi langganan. Sekalipun gagal, usahakan jangan terlalu lama.

Dalam daftar juara Liga Europa, terdapat Liverpool, Juventus, Inter Milan, dan Atletico Madrid yang tepat berada di bawah Sevilla. Mereka sama-sama mengoleksi tiga piala. Keempat tim elite hampir setiap musim memprioritaskan bersaing selama mungkin di Liga Champions.

Sementara Sevilla? Hanya pernah tujuh kali mentas di Liga Champions. (net)