Final Liga Champions: Bayern Tak Kenal Main Aman, Tetap Nyerang Total!

Lisbon – Bayern Munich menyadari Paris Saint-Germain punya pemain-pemain berbahaya. Tapi itu tak berarti Bayern harus mengubah gaya bermain yang sejauh ini berhasil.

Bayern akan menghadapi PSG di Estadio Da Luz dalam laga Final Liga Champions, Senin (24/8/2020) dini hari WIB. Ini adalah final pertama Bayern sejak juara pada 2012/2013 silam dan merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah PSG.

Bayern dan PSG sejauh ini sudah delapan kali bertemu di Liga Champions, seluruhnya di fase grup. PSG unggul catatan pertemuan dengan lima kemenangan berbanding tiga milik Bayern.

Tapi Bayern punya bekalnya sendiri untuk menghadapi final nanti dengan percaya diri. Pasukan besutan Hansi Flick itu musim ini sangat tajam dan ganas di depan gawang lawan, dengan sudah mengoleksi 42 gol dalam 10 laga.

Jumlah gol itu hanya kalah dari catatan Barcelona di musim 1999/2000, ketika mencetak 45 gol dalam semusim. Tapi patut dicatat pula, Barcelona kala itu memainkan 16 pertandingan untuk mencapai angka tersebut.

Bayern jadi tim paling produktif di fase grup dengan 24 gol. Die Roten lantas mencetak tujuh gol ke gawang Chelsea, delapan gol ke gawang Barcelona, dan tiga gol ke gawang Lyon.

Sebagai perbandingan, PSG mencetak 17 gol di babak grup dan jadi tim tertajam ketiga setelah Bayern dan Tottenham Hotspur. Tim arahan Thomas Tuchel itu menambah delapan gol di fase gugur, sehingga sejauh ini sudah membukukan total 25 gol.

Ancaman paling nyata buat Bayern di final nanti adalah kecepatan para penyerang PSG: Neymar, Kylian Mbappe, dan Angel Di Maria. Apalagi Bayern gemar memainkan garis pertahanan tinggi yang memberikan celah untuk dieksploitasi mereka.

Tapi Flick memastikan tidak akan melakukan banyak perubahan menghadapi ancaman tersebut. Bayern bakal bermain seperti biasanya: menyerang dan mengontrol permainan.

“Dalam pertandingan kami selama 10 bulan terakhir, kami sudah selalu mencoba menekankan gaya kami ke lawan dan selalu bermain dengan garis pertahanan tinggi. Pada akhirnya kami mendapatkan hasil-hasil dari sana, jadi kami tidak akan terlalu banyak berubah,” ungkap Flick dikutip Sky Sports.

“Yang kami sadari pertama-tama adalah fakta bahwa kami punya pertahanan garis tinggi, kami tentunya tidak ingin memberikan terlalu banyak ruang untuk lawan, tapi pastinya ada banyak ruang di belakang garis pertahanan kami.”

“Yang penting adalah kami bisa menekan lawan ketika menguasai bola. Kami harus memastikan bisa menutup semua area tersebut ketika bola mengarah ke belakang pertahanan.”

“Penting untuk memotong jalur-jalur umpan dan tidak memberikan lawan ruang untuk mengirimkan bola. Mereka punya kecepatan dan merupakan tim top dengan pemain-pemain luar biasa,” imbuhnya.