Palembang – Inovasi pengelolaan kelapa sawit menjadi bahan bakar yang diinisiasi Bupati Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA di Kabupaten Musi Banyuasin diyakini banyak pihak menjadi masa depan yang sangat baik dalam upaya mensejaterahkan petani sawit lokal dan menekan emisi di bumi.
Bahkan, atas inovasi tersebut Bupati Dr Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA diminta menjadi pembicara pada Yeosu-UEA Summit 2021 bertema “Musi Banyuasin Regency as Pioneer of The Green Fuel Industry of Palm Oil to Support The Commitment Zero Emission By 2050, Kamis (30/9/2021) secara virtual di Hotel Santika Premiere Palembang.
“Energi fosil semakin menipis. Nah, hilirisasi kelapa sawit menjadi biofuel ini menjadi solusi transformasi dan penyiasatan energi fosil yang semakin menipis. Bahkan pada 2030 kami di Muba sudah siap menjadi ibu kota dunia energi baru terbarukan (EBT),” ungkap Dodi Reza.
Wakil Ketua Bidang Hubal & Pengelolaan Migas Daerah ADPMET
mengatakan, impor BBM akan meningkat 6,3% per tahun menjadi 182,3 juta kiloliter pada tahun 2050. Proyeksi konsumsi minyak sawit untuk biohidrokarbon akan meningkat > 4,1%
per tahun (5.158.000 ton pada tahun 2018 menjadi 42.670.000 ton pada tahun 2030).
“Terkait Kebijakan Energi Indonesia, dukungan terhadap komitmen Paris menargetkan bauran Energi Nasional untuk energi baru dan terbarukan mencapai 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050,” imbuhnya.
Ketua Umum KADIN Sumsel ini menambahkan, sebelum merealisasikan inovasi pengelolaan kelapa sawit menjadi bahan bakar bensin sawit, Muba tampil sebagai perintis pertama Indonesia untuk peremajaan perkebunan kelapa sawit milik petani rakyat.
“Kita yakini bahkan juga didukung oleh UNESCO dan pakar marketing dunia Hermawan Kartajaya bahwa pada 2030 petani sawit Muba akan menjadi tuan rumah sendiri dengan kesejahteraan yang meningkat,” ucapnya.
Kepala Daerah Inovatif Indonesia ini mengatakan, Muba juga telah merealisasikan inovasi pengolahan karet menjadi aspal demi menunjang pembangunan infrastruktur jalan yang berkualitas.”Prinsipnya apa yang dilakukan ini demi kesejahteraan petani sawit rakyat dan petani karet di Muba,” ulasnya.
Bahkan Muba juga bakal segera mengimplementasikan kawasan industri hijau sebagai kawasan pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri.
“Industri hijau dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga, mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat”, tambahnya.
Sementara itu, Sub Division Chef Climate Change Division Dept Environment Protection, Jen Miao Fen Chiang mengaku apa yang sudah dilakukan Muba saat ini merupakan pondasi yang kuat untuk menghadapi masa yang akan datang.
“Muba punya inovasi yang luar biasa, dan inisiasi tersebut diyakini dapat menekan emisi dengan maksimal,” ucapnya.
Dalam kesempatan Yeosu-UEA Summit 2021 secara virtual tersebut juga turut menjadi pembicara diantaranya Deputy Director Ministry of Agriculture Forestry and Fisheries, Heng Bunny, Director City ENRO (Environment Natural Resources Office), Noel Hechanova, Mayor Fongu Cletus Tanwe, Fongu Cletus Tanwe, Malaka Green Technology, Hafizam Mustaffa, Free Lance Consultant Municipality Council Matale Sri Lanka, Wimal Wimaladasa, dan Senior Researcher R&D Bureau International Climate & Environment Center Republic of Korea, Dong Woo Yang.