Paris – La Liga resmi mengajukan komplain ke UEFA. Otoritas Liga Spanyol itu protes terkait kemampuan Paris Saint Germain mempertahankan Kylian Mbappe.
Mbappe memutuskan batal pindah ke Real Madrid pada musim depan. Bintang Prancis itu memilih bertahan di PSG dan meneken kontrak baru berdurasi tiga tahun.
PSG diklaim menawarkan kontrak fantastis sebesar 300 juta euro (Rp 4,64 triliun) dan gaji bersih 100 juta euro (Rp 1,54 triliun) per tahun kepada Mbappe.
Klub asal Paris itu juga membuka kesempatan buat Mbappe bersuara pada kebijakan direktur olahraga, serta memiliki kewenangan terkait jual-beli pemain.
Kontrak “gila” PSG kepada Kylian Mbappe dikritik keras La Liga. Mereka menganggap apa yang dilakukan PSG membahayakan stabilitas sepakbola, serta mengancam integritas olahraga.
LaLiga menuding PSG menjalankan praktek klub kepemilikan negara, lantaran mampu memberi Mbappe kontrak dan gaji fantastis di tengah keuangan klub yang terus defisit. Hal ini dinilai melanggar aturan UEFA.
LaLiga lantas membawa masalah ini dengan mengajukan komplain kepada UEFA, Minggu (22/5/2022) dini hari WIB. LaLiga juga mengirimkan keluhan mereka soal PSG kepada otoritas administrasi dan fiskal Prancis dan Uni Eropa.
“Sangat memalukan bahwa klub seperti PSG, yang musim lalu melaporkan kerugian lebih dari 220 juta euro setelah mengumpulkan kerugian lebih dari 700 juta euro pada musim sebelumnya (sambil melaporkan pendapatan sponsor dengan penilaian yang meragukan), dengan biaya skuad sekitar 650 juta untuk musim ini, dapat menutup kesepakatan seperti itu,” begitu isi pernyataan resmi La Liga.
“Sementara itu, klub-klub yang mampu mendatangkan pemain tanpa mempermasalahkan tagihan gaji justru tidak bisa mengontraknya. LaLiga akan mengajukan komplain menghadapi PSG ke UEFA, otoritas administrasi dan fiskal Prancis serta Uni Eropa demi terus mempertahankan ekosistem ekonomi sepakbola Eropa,” sambungnya.
“PSG mengasumsikan investasi yang tidak mungkin, mengingat mereka memiliki tagihan upah yang tidak dapat diterima dan kerugian finansial yang besar di musim-musim sebelumnya. Ini melanggar aturan kontrol ekonomi UEFA dan Prancis saat ini”.
“Perilaku ini menunjukkan sekali lagi bahwa klub kepemilikan negara tidak menghormati dan mengabaikan aturan sektor yang sama pentingnya dengan sepakbola. Aturan-aturan ini adalah kunci untuk melindungi dan mempertahankan ratusan ribu pekerjaan. Perilaku seperti ini yang dipimpin oleh Al-Khelaifi, presiden PSG, dan anggota Komite Eksekutif UEFA dan presiden ECA, membahayakan sepakbola Eropa di level yang sama dengan European Super League,” La Liga mengungkapkan. (net)