Palembang – Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan dan jajaran berupaya menggalakkan kegiatan pemeriksaan (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) atau 3T, untuk mencegah terjadinya kembali lonjakan kasus penularan COVID-19.
“Akhir-akhir terdeteksi kembali terjadi penambahan kasus COVID-19 di sejumlah daerah, dengan 3T seseorang yang terinfeksi virus corona bisa segera diisolasi dan diobati sehingga tidak menularkan penyakitnya ke keluarga dan masyarakat di sekitarnya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Lesty Nuraini.
Khusus di Kota Palembang, terdeteksi terjadi penambahan kasus aktif COVID-19 baru sejak pertengahan Juni 2022 dengan jumlah rata-rata 5-10 kasus per hari.
Selain 3T untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus penularan penyakit tersebut, pihaknya berupaya lebih menggalakkan pelayanan vaksinasi dosis pertama hingga ketiga atau penguat.
Selain itu, ia mengimbau masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat di manapun beraktivitas.
Pihaknya terus menyosialisasikan mengenai pentingnya vaksinasi, menerapkan prokes, dan 3T untuk mencegah penularan virus corona di lingkungan keluarga dan masyarakat di 17 kabupaten dan kota di provinsi setempat.
Implementasi 3T serta prokes, seperti selalu menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak fisik di pusat keramaian merupakan langkah yang harus dilakukan masyarakat di setiap daerah guna menekan penyebaran COVID-19 secara tuntas, sambil menyelesaikan program vaksinasi sesuai target 6,3 juta jiwa penduduk setempat.
Jika masyarakat mengetahui positif terinfeksi virus corona tidak perlu panik namun segera melakukan perawatan, baik melakukan isolasi secara mandiri maupun ke rumah sakit bagi yang bergejala dan membutuhkan alat bantu medis.
Selain itu, petugas melakukan pelacakan terhadap siapa saja yang pernah kontak atau bertemu secara fisik dengan orang yang positif terinfeksi COVID-19.
Ia mengatakan orang-orang yang terlacak kontak erat dengan penderita COVID-19, diharapkan dengan kesadaran yang tinggi melakukan pemeriksaan dini dengan tes usap berbasis polimerase chain reaction (PCR).