HD: Pendekatan Kearifan Lokal Ditengah Masyarakat Heterogen Hasilkan Sumsel Zero Konflik

Palembang – Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru katakan Provinsi Sumatera Selatan mempunyai wilayah spesifik dengan keberadaan masyarakatnya yang sangat heterogen  karena terdiri dari banyak suku dan tentunya beragam bahasanya sesuai dengan sembilan sungai di Provinsi Sumatera Selatan atau lebih dikenal dengan Batang Hari Sembilan.

Hal tersebut diutarakan saat HD menjadi  Narasumber pada acara FGD dengan Sub Judul: Proses Konsolidasi Demokrasi di Indonesia yang Melibatkan Elemen Demokrasi diselenggarakan oleh Lemhannas RI. Kegiatan dibuka oleh Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P., di Hotel Aryadhuta Palembang, Selasa (1/8/2022).

“Ya kita perlu sentuhan khusus guna menghadapi masyarakatnya sesuai dengan simbol Sumsel Bersatu Teguh dan itu harus dilaksanakan,  sehingga menghasilkan masyarakat Sumsel dengan brand zero konflik dengan pendekatan kearifan lokal yang harus dipelihara dan dikembangkan” ujar HD.

HD menjelaskan Transisi demokrasi Indonesia mengalami tantangan ketika dihadapkan pada masuknya paham
dari luar atau ideologi transnasional yang dapat mempengaruhi perilaku kehidupan bermasyarakat.

“Walaupun Pancasila telah menyatu dalam
kehidupan kita sepanjang Republik Indonesia ini berdiri, namun tantangan yang dihadapi Pancasila tidaklah semakin ringan” ungkap HD.

Perkembangan ilmu pengetahuan
teknologi juga mempengaruhi lanskap kontestasi ideologi. Revolusi Industri 4.0 telah menyediakan kemudahan dalam berdialog, berbagai berinteraksi dan berorganisasi dalam skala besar lintas
negara.

“Ketika konektivitas 5 G melanda dunia, maka interaksi antardunia juga akan semakin mudah dan Kemudahan ini bisa
cepat digunakan oleh ideolog ideolog transnasional radikal untuk merambah
ke seluruh pelosok Indonesia, ke seluruh kalangan, dan ke seluruh usia, tidak mengenal lokasi dan waktu” tutup HD.