Jakarta – Pabrikan Honda seret prestasi di ajang MotoGP dalam tiga musim terakhir ini. Selain karena pebalap andalan mereka, Marc Marquez, dilanda cedera berkepanjangan, ada lagi faktor yang bikin merek Jepang itu sulit mengeluarkan performa terbaiknya. Faktor itu adalah sponsor utama Repsol yang terlalu ikut campur tangan di tim.
Hal itu dikatakan oleh insinyur Aprilia, Giulio Bernardelle. Menurut Bernardelle, Repsol terlalu mendominasi pengambilan keputusan di tim. Padahal Honda Racing Corporation (HRC) yang lebih memiliki pengalaman di dunia balap, sehingga harusnya HRC lah yang lebih banyak memberikan keputusan.
“Manajemen HRC dalam beberapa tahun terakhir sering absen (mengambil keputusan) mengingat kekuatan besar sponsor Repsol dan orang Spanyol. Orang-orang Jepang (di kubu HRC) sekali lagi, harus lebih hadir dan terlibat dalam pengelolaan langsung atas investasinya, yang tidak bisa lagi dikaitkan semata-mata dengan nasib Marquez, tetapi harus memiliki visi jangka panjang,” kata Bernardelle dikutip dari Motosan.
Secara umum, menurut Bernard Elle, motor Honda dan merek motor lainnya masih cukup kompetitif di MotoGP. Hanya diperlukan beberapa pengaturan untuk membuat motor-motor yang tidak kompetitif menjadi bisa bersaing lagi.
“Di MotoGP saat ini , di atas kertas semua motor yang ada cukup kompetitif, yang membuat perbedaan adalah pengaturannya, yang harus sangat-sangat disempurnakan buat mendapatkan yang terbaik dari Michelin tanpa menyebabkan degradasi ban yang cepat,” sambung Bernardelle.
“Seperti yang sudah saya katakan, Honda masih tahu cara kerjanya: hanya perlu menyatukan semua potongan puzzle,” tukasnya.