Palembang – Pemerintah Kota Palembang mengintensifkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) turun ke wilayah 18 kecamatan guna menekan kasus kekerdilan atau gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis, minimal 14 persen sesuai target nasional.
“Berdasarkan data, kasus stunting di kota ini secara bertahap berhasil diturunkan, pada 2021 angka stunting tercatat 24,4 persen, sedangkan pada 2022 sekitar 16 persen, angka stunting itu akan terus ditekan sesuai target nasional bahkan diupayakan lebih rendah lagi sebagaimana harapan Presiden Joko Widodo,” kata Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda.
Menurut dia, petugas yang tergabung dalam TPPS perlu intensif turun ke tengah-tengah masyarakat agar terjalin komunikasi yang baik antara warga.
Dengan komunikasi yang baik antara petugas TPPS dan masyarakat, jika di suatu wilayah kecamatan ada indikasi anak berpotensi stunting dapat diketahui dan dilakukan penanganan dengan cepat, katanya.
Dia menjelaskan, anggota TPPS yang berasal dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) dan instansi terkait, diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik untuk menyamakan persepsi dan berkomitmen penuh dalam menanggulangi permasalahan stunting secara bersama-sama.
Selain itu bisa gencar dilakukan sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat setempat agar anak-anak mereka terhindar dari kasus kekerdilan atau gangguan tumbuh kembang.
“Saya berharap anggota TPPS dapat berkomunikasi dan melaksanakan tugas dengan baik sehingga mampu menurunkan angka stunting di wilayah kecamatannya masing-masing,” ujarnya.
Permasalahan stunting ini salah satu penyebabnya karena lahir dari keluarga yang tidak berkecukupan, sehingga pertumbuhan anaknya terhambat dan perkembangan otak yang kurang maksimal akibat kekurangan gizi. (ant)