Ikuti Kunker Irjen Kementan RI, Wartawan Malah Ditelantarkan Hingga Kelaparan

Wartawan yang ikut kunker Irjen Kementan RI ketika hanya menunggu di depan ruangan makan, Minggu (19/3/2023). (Foto: Ist)

Palembang – Lima Jurnalis mendapatkan perlakuan tidak pantas dari Tim  Kehumasan Irjen Kementan RI saat di undang kegiatan Kunjungan Kerja yang berlangsung selama dua hari di Kabupaten Banyuasin dan Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Perlakuan yang tidak Profesional itu, nampak dari komunikasi yang tidak baik dan bahkan menelantarkan para Jurnalis hingga harus pulang dari lokasi dengan menggunakan taksi online, setelah mengundang dan membawa para Jurnalis untuk peliputan kegiatan Kunjungan Kerja Irjen Kementan RI dalam panen raya, hingga kunjungan ke beberapa tempat lainnya.

Sebelum terjadinya hal yang kurang mengenakkan itu para Jurnalis telah melakukan tugas peliputan sejak pagi Pukul 06.00 wib, di Hotel Santika Primier lalu ke Bandara SMB II Palembang, SMK Sembawa dan BPTU Sembawa Kabupaten Banyuasin hingga ke Rumah Dinas Bupati Kabupaten Banyuasin pada Sabtu (18/3/2023).

Kemudian, sekitar pukul 21.00 wib sampai kembali ke Palembang dan selama peliputan tidak ada koordinasi dan komunikasi yang jelas terkait peliputan kepada kelima Jurnalis yang mereka undang Ardi (Tribun Sumsel),Yudi (Antara),Reza (Tempo), Riski (Kompas TV, Bubun (Gatra), Dapid (Radar Palembang).

“Kita sudah dari Jam 6 pagi, selama perjalanan kami juga tidak dibekali apapun dan koordinasi mereka tidak jelas, bahkan kami di suruh ke lokasi liputan dan ternyata salah peliputan awal harus putar balik,” Kata Yudi Wartawan Antara

Ardi wartawan Tribun Sumsel juga mengungkapkan, bahwa dirinya menggunakan sepeda motor dari kota Palembang menempuh jarak 45 Kilometer untuk sampai ke dua lokasi peliputan. Namun, sampai disana tidak ada koordinasi yang jelas juga.

“Kita Profesional tapi kita kontak yang ngundang mereka gak ada koordinasi yang jelas. Padahal mereka yang ngundang. Alhamdulillah orang di Kabupaten Banyuasin dan tim Bupati baik semua dan sayapun bisa liputan bahkan ditawarin untuk menikmati hidangan,” Kata Ardy.

Usai kegiatan itu, Ardy yang menggunakan sepeda Motor harus pulang hingga pukul 21.00 wib sampai ke Kota Palembang dari Kabupaten Banyuasin tanpa ada komunikasi dari pihak tim humas Irjen Kementan yang mengundang untuk liputan.

“Sampai pulang gak ada koordinasi dan komunikasi,”keluhnya

Puncaknya, Minggu (19/3/2023), sejak Pukul 09.00 wib para wartawan yang ikut iring-iringan mobil dan usai melakukan peliputan panen raya di Desa Gelebek Dalam Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin. Rombongan Irjen Kementan RI termasuk wartawan yang diundang, menuju ke PT Pusri dan tiba sekitar Pukul 01.30 wib.

Hari yang sudah siang, ternyata sebelum mengecek pupuk rombongan Irjen Kementan masuk ke salah satu ruangan. Lagi-lagi, disini sama sekali tidak ada koordinasi. Wartawan yang diundang untuk meliput kegiatan ini, malah terlantar karena tidak diperbolehkan masuk.

“Kami bilang sama satpam, bila kami ikut rombongan Kementan. Tapi tetap tidak boleh masuk, katanya satpam tidak ada koordinasi ada wartawan,” kata Yudi Wartawan Antara dan Riski wartawan Kompas TV.

Karena tidak bisa masuk, wartawan yang ikut berupaya untuk menghubungi pihak Kementan RI. Tetapi, sama sekali tidak ada respon. Setelah ditanya kepada satpam, ternyata rombongan di dalam ruangan sedang makan siang.

Tak ada jawaban yang jelas terkait kunjungan kerja dari humas Kementan RI yang mengundang, membuat wartawan yang ikut merasa sangat kecewa. Terlebih, wartawan yang menunggu cukup lama di depan ruangan yang dijaga satpam, sama sekali tidak dianggap dan direspon sama sekali.

“Ada pihak staf Humas yang lainnya saat kami menemui pihak keamanan tersebut dan bahkan kami bertanya sama salah satu tim Irjen Kementan RI yang baru keluar ruangan tapi kami tidak di perdulikan”Kata Dapid Wartawan Radar Palembang.

Merasa tak dipedulikan meski diundang, wartawan memutuskan untuk keluar dari komplek Pusri berjalan kaki untuk makan siang sendiri. Karena, posisi saat ini para wartawan sudah kecapean dan kelaparan. Tetapi, disisi lain pihak Humas Kementan RI yang mengundang wartawan sibuk makan di dalam ruangan.

“Kami memutuskan untuk makan di luar dan salat di masjid yang ada di luar komplek Pusri. Setelah itu, kami memutuskan untuk pulang saja, karena kami merasa tidak diperlukan. Padahal kami diundang,” ungkapnya.

Namun, saat hendak pulang wartawan meminta di antar oleh mobil yang membawanya saat iring-iringan bersama pengemudi mobil tidak dapat mengantarkan kembali ke tempat awal (Hotel Santika Premier Bandara) karena belum di perbolehkan.

“Belum boleh pulang mas tadi saya di telpon nanti saya di marah,” kata Pengemudi Mobil yang mengantar para wartawan.

Akhirnya para Wartawan memutuskan untuk pulang menggunakan taksi online dan tak lama berselang salah seorang pihak humas Kementan RI malah menghubungi para wartawan yang diundang. Mereka menanyakan keberadaan wartawan, karena sebentar lagi kegiatan akan dimulai.

Hal ini, malah tambah membuat wartawan yang semula diundang ikut dalam kunjungan kerja Irjen Kementan RI bertambah kesal. Humas Kementan RI, hanya mementingkan permintaan mereka mengenai pemberitaan saja akan tetapi tak memperdulikan wartawan yang ikut.

Nadia dari Balai Karantina Palembang yang menghubungi wartawan untuk ikut kunjungan kerja Irjen Kementan RI mengaku, sangat menyesal dengan kejadian yang menimpa wartawan yang diundang karena telah ditelantarkan dan kelaparan.

“Saya pribadi meminta maaf. Ini salah komunikasi, karena saat itu saya sedang salat dan sebelumnya sudah ada yang handle kawan-kawan untuk makan siang dan istirahat. Tapi kenyataannya seperti ini, saya minta maaf,” katanya.

Nadia mengaku, tidak ada niatan untuk menelantarkan wartawan yang diundang dalam kegiatan kunjungan kerja Irjen Kementan RI.

“Maaf sekali lagi, kami memohon maaf. Ini mungkin koordinasi yang kurang berjalan,” pungkasnya.