Dukung Upaya Eliminasi ATM, Sekda Muara Enim Buka Pertemuan Kemitraan Dana Desa ATM Tingkat Kabupaten Muara Enim

Muara Enim – Bupati Muara Enim dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Muara Enim Ir Yulius membuka secara resmi giat Pertemuan Kemitraan Dana Desa untuk Perangi Penyakit Menular AIDS-Tuberkulosis-Malaria (ATM) menuju Kabupaten Muara Enim Elimanasi ATM Tahun 2030 Tingkat Kabupaten Muara Enim, Kamis (30/03) di Ruang Rapat Bina Desa Dinas PMD Kabupaten Muara Enim.

Adapun tujuan dari pada pertemuan pagi itu diantaranya mengoptimalkan upaya penguatan dan penganggaran kesehatan di Kabupaten muara Enim, Percepatan imunisasi guna mengurangi presentase ATM di Kabupaten Muara Enim dengan ikut melibatkan instansi pemerintah dan swasta serta memberikan hasil yang lebih baik terkait permasalahan kesehatan khususnya dalam penanggulangan ATM di Bumi Serasan Sekundang.

Dalam sambutanya, Sekda Muara Enim mengatakan Hiv adalah virus yang menyebabkan aids yang menginfeksi sistem imun, menghancurkan dan merusak fungsi imun. Kekebalan tubuh berkurang ketika tidak bisa melawan infeksi dan penyakit. Infeksi-infeksi yang terjadi karena kekurangan daya tahan tubuh dikenal dengan infeksi oportunistik dimana hal ini akan berdampak terhadap ekonomi dan sosial. Sehingga memiliki tantangan tersendiri terhadap pengendalian hiv di sumatera selatan.

Sementara itu, penyakit tuberkulosis (tb) merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia maupun di indonesia dengan jumlah kasus dan kematian yang tinggi. Kesenjangan antara estimasi kasus tb di indonesia dengan jumlah kasus tb yang ternotifikasi masih lebih dari 30% selama 3 (tiga) tahun terakhir. Sebagian besar notifikasi kasus tb merupakan kontribusi dari layanan pemerintah sedangkan fasilitas pelayanan kesehatan swasta masih menghadapi berbagai tantang.

“Berdasarkan kasus penyakit tb tahun 2022, capaian penemuan kasus tbc (treatment coverage) di kabupaten muara enim tahun 2022 sebanyak 1750 kasus dan capaian persentase keberhasilan pengobatan (treatment success rate) tbc tahun 2022 ( penemuan kasus tahun 2020) adalah 90,5%,”jelasnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, RSSH (resilient sustainable system for health) Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES) hadir dalam rangka memfasilitasi dan mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk memprioritaskan program-program tersebut dengan mengalokasikan anggaran yang memadai dalam dokumen perencanaan anggaran kabupaten kota sampai dengan target tersebut tercapai dengan melibatkan lintas sektor. Melalui pertemuan pagi tadi dirinya berharap dapat menghasilkan inisiative baru sehingga komitmen indonesia untuk ending aids, tuberkulosis dan malaria pada tahun 2030 dapat betul betul tercapai.

“Ini merupakan tugas kita bersama terkhususnya bagi para Camat, Kepala Puskesmas dan Kepala Desa yang merupakan ujung tombak pemerintahan didesa, saya mohon kerja samanya guna mendukung komitmen indonesia untuk ending ATM pada Tahun 2030 mendatang,”pungkasnya.