Adhitya Trinia Farid Berharap Kampung Literasi Bisa Tumbuh di Kecamatan di Banyuasin

Jakarta — Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Banyuasin melakukan kunjungan dalam rangka studi pembelajaran pada Sekretariat Bale Buku Palmeriam Jakarta Timur, Senin (5 Agustus 2024).

Rombongan yang di komandoi Pj. Ketua TP-PKK Kabupaten Banyuasin, Adhitya Trinia Apriliani, S.STP kagum melihat lokasi Bale Buku yang bertempat di Jl. Bunga 1 No. 1 RT/RW 03/09 Palmeriam Kec. Matraman Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota.

Adhitya Trinia menyampaikan kunjungan ini dilakukan untuk menunjang kegiatan pengembangan literasi berbasis inklusi sosial berupa pembentukan kampung literasi di Kabupaten Banyuasin.

Alumni STPDN angkatan tahun 2003 ini menyampaikan keberadaan Bale Buku bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan budaya literasi bagi anak-anak usia sekolah. Tempat ini sebagai wadah merangsang minat baca, karena menurutnya membaca sangat penting. Dengan membaca membuka cakrawala kita,menjadi lebih tahu sesuatu.

“Kecenderungan anak bermain gadget saat ini bisa dialihkan dengan kegiatan membaca dan berbagai kegiatan literasi lainnya, selain menumbuhkan minat baca dan menambah wawasan, dengan kebiasaan membaca kita berharap bisa melakukan pembentukan karakter anak” ungkapnya.

Lebih lanjut istri Muhammad Farid ini berharap Kampung Literasi bisa lahir di setiap kecamatan bahkan setiap desa/kelurahan di Kabupaten Banyuasin. “Tantangan yang kita hadapi di Kabupaten Banyuasin tentu berbeda dengan tantangan yang ditemui teman-teman disini, namun saya yakin dengan menumbuhkan kemampuan literasi masyarakat akan membawa dampak luar biasa pada peningkatan kualitas SDM” urai Adhitya Trinia.

Apalagi dari paparan yang disampaikan Sekretaris Bale Buku Palmeriam, Ayi Endar, bahwa tantangan yang dihadapi timnya adalah membangun kepercayaan masyarakat ditengah kehidupan yang sarat akan masalah sosial. Ayi menceritakan Bale Buku di Palmeriam merupakan Bale Buku ke 10 dari 12 Bale Buku yang saat ini ada di Kota Jakarta. Ia juga menyampaikan bahwasanya pada awalnya kebanyakan Bale Buku ada bekas pos ronda yang tak lagi terpakai.

“Kita sadar tidak bisa serta merta kita hadir lalu memberikan anak-anak buku begitu saja. Ada banyak kegiatan lain yang kita selenggarakan untuk menarik minat anak, seperti mewarnai di media kain atau baru, belajar kesenian tradisional seperti menari, bahkan posyandu” Ujar Ayi Endar.