CBN Terus Bangun Komunitas Holistik yang Transformatif

Sumba – Sejak tahun 2021, CBN Indonesia terus mendukung Gereja Kristen Sumba (GKS) Pahomba di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur di dalam memuridkan generasi anak.

Melalui program pemuridan holistik seperti PAUD Super5, Sekolah Minggu Superbook dan Sanggar Belajar School of Life, setiap anak dimuridkan setiap hari Senin hingga Minggu. Dan sejak tahun 2024 lalu, orang tua juga diberikan pendampingan pemuridan melalui program The Parenting Project dari CBN.

Bukan hanya itu saja, pelayanan CBN terus menciptakan dampak yang holistik melalui penyediakan dukungan kemanusiaan melalui proyek sarapan bergizi dan juga Garden for School kepada anak-anak usia dini di komunitas ini.

Kegiatan School of Life di GKS Pahomba

Anak TK Kristen Pahomba cuci tangan sebelum makan

Anak-anak TK Kristen Pahomba menikmati sarapan bergizi dari CBN

Sampai saat ini, CBN bersama GKS Pahomba telah memuridkan:

25 anak PAUD Super5

35 anak Sanggar Belajar School of Life

180 anak Sekolah Minggu Superbook

Bukan hanya itu, setiap guru juga diperlengkapi melalui berbagai pelatihan reguler mulai dari tenaga pengajar di PAUD Super5 hingga guru Sekolah Minggu Superbook. Melalui dukungan ini, setiap anak bisa mengalami transformasi secara pribadi maupun menyeluruh – mulai dari kemampuan akademik yang meningkat, pertumbuhan rohani yang semakin baik serta karakter semakin mengalami transformasi.

Kesaksian Dampak Pemuridan di Komunitas GKS Pahomba

Salah satu anak yang kami layani, Riana (6 tahun), adalah siswa TK Super5 Kristen Pahomba, menjadi bukti transformasi dari pemuridan holistik di komunitas GKS Pahomba. Dulu, dia adalah anak yang sulit lepas dari handphone dan akan marah jika tidak diizinkan. Namun, perubahan mulai terjadi sejak ia masuk TK Kristen Pahomba. Lewat pelajaran dari kurikulum Super5, Riani diajari untuk berkata “bolehkah?” sebelum memakai atau mengambil barang. Sehingga ia bisa memahami mana yang boleh dan tidak boleh.

Sementara di rumah, mama papa Riana yang juga ikut pemuridan The Parenting Project, akhirnya banyak belajar menerapkan modul dari The Parenting Project untuk membimbing Riana. Selain menerapkan batasan screentime dan aturan meminta izin kepada Riana, mereka juga berusaha menjadi orang tua yang diteladani oleh Riana.

Prosesnya memang tidak instan, namun perubahan perlahan terjadi. Kini Riana sudah terbiasa meminta izin sebelum bermain handphone dan mematuhi waktu bermain yang sudah disepakati. Demikian Riana berucap, “Sekarang masih suka main handphone tapi cuma kalau dikasih izin. Kalau disuruh mama papa juga gak marah lagi dan sering jaga adik.”