Muddai: Mau Beli Saham, Mari Duduk Bersama

Direktur Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (Foto: Kurniawan)

Pelitasumatera.com, PALEMBANG – Pemilik saham mayoritas PT Sriwijaya Optimis Mandiri selaku pengelola klub profesional Sriwijaya FC, Muddai Madang menyatakan dirinya sangat merespon positif keinginan Pemerintah Provinsi untuk membeli saham miliknya. Jika hal itu terwujud, maka bisa memastikan keikutsertaan klub berkompetisi di Liga 2 pada musim depan.

“Saya sudah mendengar dari media massa keinginan bapak Gubernur itu. Saya tentunya sangat senang sekali, apalagi jika yang membeli sahamnya dari pemerintah provinsi, artinya SFC ini ke depannya benar-benar menjadi milik rakyat. Selama ini saya yang punya sejak jadi PT, karena saya yang danai,” kata Muddai.

Namun, ia melanjutkan mekanisme pembeliannya tentunya tidak boleh melanggar aturan mengingat dana APBD tidak boleh masuk ke klub profesional. Menurut Muddai, pembelian itu dapat dilakukan pemprov melalui Badan Usaha Milik Daerah.

“Sumsel kan punya BUMD yang bergerak di bidang olahraga, PT Jakabaring Sport City, atau bidang lainnya seperti, PTBA, mungkin yang lain karena pemprov punya banyak BUMD, ini salah satu contohnya saja dari saya,” kata dia.

Bahkan, demi mulusnya keinginan Gubernur Sumsel itu, Muddai pun bersedia menjual saham dibawah harga pasar dan menjual seluruh saham miliknya.

“Tentunya beda, jika pemprov yang beli saya akan utamakan. Harganya pun tidak komersil karena saya juga ingin SFC ini miliki dari dalam sendiri, jadi tidak kepentingan bisnis semata yang ada,” kata mantan Ketua KONI Sumsel ini.

Ketika ditanya andaikata saham yang dimilikinya tak kunjung laku atau hingga batas waktu tertentu tidak menemukan titik terang, Muddai mengatakan dirinya tidak dapat lagi memastikan kelangsungan SFC ke depannya. Menurutnya, untuk berlaga di Liga 2 setidaknya dibutuhkan dana sekitar Rp20 miliar dengan target juara agar bisa naik lagi ke Liga 1.

“Yang jelas saya sudah tidak sanggup lagi, karena ke depannya ini bakal berat. Selama saya urus saja setiap bulan pasti keluar dana untuk bayar gaji Rp1,3 miliar dan belum lagi biaya away sebanyak dua kali sebulan,” ujarnya.

Untuk itu, dirinya juga berharap sahamnya itu cepat terjual karena sejatinya tim ini tetap harus beraktivitas meski kompetisi sudah berakhir. Setidaknya dari mulai Februari harus start membangun tim meski liga dimulai pada Juni 2019.

“Yang diurus ini pemain bola, mereka harus diberikan kontrak, harus digaji, harus latihan, harus tinggal di mess. Tidak boleh menggangur lama. Kita juga harus segera cari pelatihnya. Semoga saja semuanya lancar,” bebernya.

Sebelumnya, Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bakal membeli saham mayoritas milik komisaris utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Muddai Madang.

Pemprov Sumsel bahkan mempersiapkan anggaran belanja tambahan (ABT) dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Sumsel 2019 mendatang. Untuk tahap awal akan membeli sebanyak 51,0 persen.

“Minimal 51 persen. Tinggal bagaimana obrolannya, cocok gak harganya, takeovernya. Kalau APBD kita mampu, ya kita ambil alih sebagian. Nanti baru kita anggarkan di ABT,” pungkasnya.

Penulis: Kurniawan