Dongkrak Harga Sawit, Gubernur Minta Dukungan Pengusaha

Gubernur Sumsel Herman Deru, saat menerima audiensi Pengurus Pusat Kajian Pertanian Terintegrasi, Jumat (4/1/2019). (Foto: Ist)

Pelitasumatera.com, PALEMBANG – Rendahnya harga komoditi perkebunan khususnya buah sawit di Sumatera Selatan menjadi perhatian serius Gubernur Sumsel Herman Deru. Karena itu dirinya sejak dari awal berfikir bagaimana caranya agar komuditi ini harganya bisa terdongkrak naik.

“Jauh waktu saat belum menjadi gubernur, saya sudah berfikir bagaimana hasil komuditas masyarakat ini harganya bisa naik,” katanya, saat menerima audiensi Pengurus Pusat Kajian Pertanian Terintegrasi, Jumat (4/1/2019) di ruang tamu gubernur.

Menurut HD, salah satu formula untuk mengimbangi tingginya produksi sawit di Sumsel sangat berlimpah, dibutuhkan peran dari pengusaha atau investor. Untuk menyerap hasil produksi petani sawit ini yang selanjutnya dapat diolah menjadi alternatif pengganti solar atau premium. Jika ini digarap dengan serius maka akan sangat membantu masyarakat.

“Saya bisa jamin suplai sawit kita lebih dari cukup. Cuma saya minta, kalau memang ada yang mau membeli harganya harus manusiawi,” ujarnya.

Bila memang nanti kebutuhan sawit tinggi, HD mengatakan tak akan segan mengumpulkan semua petani sawit untuk menyediakan suplai sesuai jumlah yang dibutuhkan berapapun banyaknya.

HD juga menceritakan sejak menjadi Bupati OKU Timur dua periode ia sudah pernah mengolah jarak dan CPO menjadi bahan bakar yaitu B100. Hanya saja pengelolaan ini terganjal regulasi karena mereka kesulitan memasarkannya. Karena itu dia paham betul bahwa untuk mendongkrak harga sawit ini bukan perkara mudah.

“Mesinnya masih ada sampai sekarang. Cuma itu dia kita gak bisa pasarkan. Jadi dipakai sendiri dan harganya jadi gak nendang,” jelasnya.

Sementara anggota Pengurus Pusat Kajian Pertanian Terintegrasi Sapto Tranggono mengatakan maksud kedatangan mereka kali ini adalah untuk menyampaikan bahwa sawit Sumsel berpotensi diserap oleh Pertamina. Karena saat ini Pertamina tengah mengolah minyak bumi dan minyak sawit menjadi bahan bakar berupa biohidrokarbon.

Menurut Sapto ini sudah dicoba di Dumai dan Cilacap untuk avtur. Karena itu kedatangan mereka ini kata Sapto untuk menginformasikan hal tersebut. Sehingga pada saatnya nanti jika penyerapan sawit ini banyak Sumsel tak kesulitan memenuhinya.

“Jadi maksud kedatangan kita itu untuk menginformasikan bahwa saat ini Pertamina coproses minyak bumi dengan minyak sawit untuk diolah menjadi bahan bakar. Biar nanti petani tahu bagaimana perannya untuk  berpartisipasi mensuplai CPO,” tutupnya.

Penulis: Kurniawan