HD Optimis KEK TAA Segera Terwujud

Gubernur Sumsel H Herman Deru menggelar rapat singkat bersama Menteri Pertahanan RI Jendral TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu di Griya Agung, Sabtu (5/1/2019). (Foto: Ist)

Pelitasumatera.com, PALEMBANG Impian masyarakat Sumsel memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api mendekati kenyataan. Hal ini diungkapkan Gubernur Sumsel Herman Deru usai menggelar rapat singkat bersama Menteri Pertahanan RI Jendral TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu dan sejumlah investor serta OPD di lingkungan Pemprov Sumsel di Griya Agung, Sabtu (5/1/2019).

“Kalau kita terus berkutat di lokasi yang lama KEK ini akan sulit terealisasi karena tidak adanya bibir pantai yang dekat. Dari KEK TAA ke Pelabuhan itu ada jarak 15 Km. Lahan itu kebetulan dimiliki oleh PT Tri Patria yang merupakan aset keluarga Pak Ryamizard. Tadi saya sudah ketemu langsung dan beliau sebagai putra daerah ternyata beliau bersedia menggabungkan lahan ini tanpa ganti rugi,” ujar HD.

Dengan adanya persetujuan dari pemilik lahan ini, lanjut HD, artinya lokasi KEK TAA akan semakin mendekati pelabuhan dengan tambahan luasan lahan sekitar 2.500 hektare. Hal ini sesuai dengan revisi yang diajukan Herman Deru ke Menko Perekonomian dua pekan lalu di Jakarta.

Menurut revisi yang diajukannya ini bukan bertujuan membatalkan KEK TAA akan tetapi merevisi agar Tanjung Carat dijadikan bagian dari KEK TAA. “Lahan yang lama tidak kita batalkan, saya sudah minta ke Menko ini tetap kita gunakan untuk daerah penyangga misalnya untuk pemasarannya. Nah untuk pembangunan di KEK TAA ini nantinya bisa B to B saja. Pemerintah provinsi sifatnya hanya memediasi saja,” ujarnya.

Sampai saat ini dikatakannya, sudah ada 14 investor yang siap berinvestasi di kawasan tersebut. Di antaranya sebagian besar industri berat termasuk industri kimia dan Pusri.

Agar realisasi kawasan ini terwujud, HD mengaku segera membentuk tim percepatan. Tugasnya untuk menyelesaikan rencana tata ruang dan wilayah selambatnya 5 Februari mendatang serta penyelesaian Amdal dan lainnya.

“Untuk Amdal secepatnya kita selesaikan karena kewenangannya ada di provinsi. Sehingga pertengahan tahun kita sudah bisa action. Bila perlu ada groundbreakingnya,” jelas HD.

Seperti diketahui, sebelumnya lahan peruntukan KEK di lokasi lama ada seluas 2.030 hektare. Dari luas lahan tersebut yang berhasil dibebaskan baru 67 hektare saja. Masalah lahan inilah yang membuat KEK sulit direalisasikan karena terbatasnya dana pembebasan serta lokasinya yang masih terlalu jauh dari bibir pantai.

“Kalau kita minta perpanjangan untuk hal yang impossible itu percuma saja, paling kita dikasih waktu 3 bulan dan itu tidak mungkin selesai. Makanya saya minta revisi lokasinya dan disetujui. Nah sekarang Ryamizard juga bersedia memberikan lahannya jadi sudah tidak ada masalah lagi,” jelasnya.

Jika ini nanti terealisasi kawasan ini kata Herman Deru akan mirip seperti Otorita Batam yang memiliki badam pengelola yang ditunjuk oleh Pemprov. Badan pengelola ini nanti bisa mengeluarkan izin terkait industri yang akan dibangun di kawasan tersebut.

Bukan itu saja KEK ini kata HD memang sudah sangat didambakan karena dipercaya akan mengurangi kemacetan. Mengingat saat ini pelabuhan  utama berada di tengah kota. Jika pelabuhan ini nantinya terwujud tentu diharapkan dapat mengurangi kemacetan aktivitas pengiriman barang.

Di tempat yang sama, Menhan RI Ryamizard Ryacudu sangat berharap kawasan impian tersebut segera terwujud. Seperti diketahuinya dari 12 kawasan yang sudah ditetapkan pemerintah baru 3 KEK yang terealisasi dan kegagalan pembangunan KEK diakuinya banyak terganjal masalah lahan.

“Kalau memang ini nanti jadi, berarti ini KEK ke-4. Saya berharap ini jadi, besok saya menghadap pak Presiden, saya malu kalau ini tidak jadi,” jelasnya.

Sebagai putra daerah, Ryamizard sangat senang jika di tanah kelahirannya berhasil membangun KEK dan pelabuhan besar. “Dari zaman Belanda orang tahu Pelabuhan TAA itu pelabuhan samudera,” jelasnya. Dia pun punya banyak rencana mengenai kawasan itu, salah satunya membuat kota kecil di sekitarnya yang dapat memancing investor maupun wisatawan.

Penulis: Kurniawan