Ma’ruf Amin Sebut Jokowi Sudah Kuasai Materi Debat Capres

Capres Joko Widodo dan Cawapres Ma'ruf Amin menyapa relawan di Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat (21/9). (Foto: Ist)

Pelitasumatera.com, JAKARTA – Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin menegaskan tak perlu lagi memberikan masukan kepada pasangannya, Joko Widodo atau Jokowi jelang debat capres. Sebab, dia menilai, semua materi debat sudah dikuasai oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

“Pak Jokowi itu sudah ngelotok, dia petahana ya, dia sudah mengerjakan melakoni. Istilahnya, itu sudah di kepalanya beliau,” kata Ma’ruf di Rumah Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/2/2019).

Dia mengaku akan hadir dalam debat capres 17 Februari 2019. Dia akan mendampingi Jokowi yang akan berdebat dengan rivalnya, capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.

Insyaallah saya akan hadir, kalau tidak ada halangan saya akan hadir,” ucap Ma’ruf Amin seperti dikutip dari Merdeka.

Debat capres akan dilakukan pada 17 Februari 2019 di Hotel Sultan, Jakarta. Debat kedua pilpres itu akan mengangkat tema infrastruktur, pangan, energi, lingkungan hidup dan sumber daya alam.

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy (Romi) mengatakan, Jokowi telah mempersiapkan fakta dan data jelang debat capres.

Kata dia, Jokowi nantinya akan lebih banyak menyampaikan fakta capaian pemerintah terkait tema debat energi, pangan dan infrastruktur.

“Kami mempersiapkan debat pilpres yang kedua ini dengan lebih baik karena debat pada periode yang kedua ini debat yang lebih substantif berbasis angka dan fakta,” kata Romi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/2/2019).

Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang juga sebagai panelis debat kedua pilpres, Joni Hermana mengatakan, pihaknya akan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang berbeda format dengan debat pertama pilpres untuk memunculkan orisinalitas kedua kandidat.

“Kita berusaha untuk memberi pertanyaan-pertanyaan yang lebih tidak normatif. Jadi, dalam hal ini kita juga menginginkan agar tidak ada jawaban yang sama dari keduanya, yang normatif,” kata Joni, di Jakarta, Jumat 8 Februari 2019.

Selain itu, model pertanyaan yang dibuat berbeda ini bertujuan agar masyarakat lebih mengetahui konsep yang dimiliki dari masing-masing paslon.

“Sehingga memberi gambaran kepada audiens dan masyarakat sejauh mana kemampuan dan konsep yang ingin mereka kembangkan secara baik. Jadi intinya sebetulnya seperti itu,” ujar Joni.