Pelitasumatera.com, PALEMBANG – Masalah sampah masih membayangi Kota Palembang. Kali ini masalah mobil pengangkut sampah. Dari total 107 unit mobil pengangkut sampah yang ada, 75 diantaranya mengalami kerusakan sehingga tidak bisa beroperasional.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Palembang, Faisal Ar mengatakan, saat ini Pemerintah Kota Palembang memiliki sebanyak 107 unit mobil pengangkut sampah, namun 75 diantaranya sudah rusak.
“Jadi kami mengoperasikan mobil sampah yang ada saja, sehingga tidak bisa mengatasi permasalahan sampah secara optimal,” ujarnya.
Dia mengatakan, dalam satu hari Palembang menghasilkan sampah sebanyak 1.200 – 1.300 ton sampah, dengan jumlah mobil sampah yang beroperasi, pihaknya hanya bisa mengakut sebanyak 900 ton sampah perhari.
“Sisanya tidak bisa terangkut karena armada kami tidak mencukupi,” jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, tahun ini Pemerintah Kota Palembang akan menambah sebanyak 30 unit mobil sampah dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota Palembang.
“Penambahan armada di tubuh DLHK perlu untuk penanganan sampah yang ada di metropolis, untuk meningkatkan daya kerja armada yang saat ini sudah ada,” terangnya.
Penambahan 30 unit mobil sampah tersebut terdiri dari 15 dump truck, 15 kontainer. “Dengan adanya penambahan armada ini, maka total armada sampah yang di milik Pemkot Palembang menjadi 137 unit. Selain dibantu dari APBD Palembang kami juga akan mengajukan bantuan dari pusat meski hingga saat ini belum ada,” katanya.
Faisal menyebutkan, penanganan masalah sampah juga tak sebatas dari pentingnya penambahan armada, tapi juga jumlah pegawai pasukan kuning.
“Sesuai komitmen walikota tahun ini kita juga akan tambah pegawai bahkan juga kenaikan gaji untuk kesejahteraan, apalagi memang untuk petugas sampah sudah lama belum ada kenaikan gaji,” jelasnya.
Prioritas penyelesaian masalah sampah di kota Palembang, lanjutnya perlu penanganan yang menyeluruh, seperti melakukan menajemen persampahan sehingga masalah sampah dari hulu ke hilir dapat tertangani.
“Untuk menjawab masalah ini, kita tengah menunggu lanjutan soal penanganan sampah melalui sistem insenerator,” pungkasnya.
Penulis: Yanti