Pelitasumatera.com, JAKARTA – Badan Kepegawaian Negara (BKN) telah mengusulkan agar calon peserta seleksi Aparatur Sipil Negara (ASN) 2019 hanya bisa mengikuti salah satu tahap perekrutan.
Hanya mendaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) saja.
Kepala BKN yang juga selaku Ketua Pelaksana Panitia Seleksi ASN Nasional (Panselnas) Bima Haria Wibisana mengatakan, pemerintah masih membutuhkan sekitar 200 ribu tenaga baru yang akan ditarik melalui dua tahap seleksi tersebut.
“Total kebutuhan ASN nasional 2019 sejumlah 254.173, yang mencakup 100 ribu formasi CPNS dan 100 ribu formasi PPPK tahap kedua. Sisanya sudah dilaksanakan pada seleksi PPPK tahap pertama,” terang dia lewat sebuah pernyataan tertulis, Rabu (31/7/2019).
Sebagai catatan, pemerintah sebelumnya telah melakukan perekrutan PPPK tahap I dengan jumlah peserta yang melampaui passing grade sebanhak 51.293 orang.
Formasi PPPK tahap pertama ini dibuka khusus bagi tenaga honorer dengan jabatan guru, tenaga kesehatan, dosen dan tenaga kependidikan PTN baru, serta penyuluh pertanian.
Secara jadwal, Bima melanjutkan, seleksi ASN 2019 diagendakan bakal berlangsung pada Oktober nanti. Namun, ia mengimbau agar calon peserta fokus memilih salah satu, antara CPNS 2019 atau PPPK Tahap II.
“Untuk rencana pelaksanaan seleksi ASN pada Oktober 2019 akan dibuka dengan dua jenis pilihan, yakni seleksi CPNS dan PPPK tahap kedua,” sebut dia.
Sementara sari aspek infrastruktur seleksi, ia menyebutkan, ada sebanyak 108 titik lokasi di seluruh Indonesia yang dapat dimanfaatkan melalui fasilitas yang disediakan BKN, serta bekerjasama dengan sejumlah instansi pusat dan daerah.
“Jumlah ini tentu tidak cukup untuk pelaksanaan seleksi serentak. Oleh karena itu beberapa opsi sedang disiapkan dengan kerjasama instansi di pusat dan daerah,” imbuh Bima.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin memastikan, posisi guru dan tenaga kesehatan tetap akan menjadi formasi terbesar pada perekrutan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap II dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2019.
Dia menyebutkan, pemerintah akan banyak menyediakan kursi untuk tenaga kesehatan pada seleksi PPPK Tahap II nanti, lantaran masih banyak pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di berbagai daerah yang saat ini masih kekurangan dokter dan tenaga perawat.
“Para dokter-dokter di puskesmas kita saat ini baru sekitar 75 persen. Puskesmas kita itu kekurangan dokter. Jadi untuk PPPK tetap guru dan tenaga kesehatan,” ujar dia di Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Sama halnya dengan CPNS, ia melanjutkan, kedua bidang pekerjaan tersebut akan banyak dibutuhkan. “CPNS tetap itu tenaga-tenaga yang teknis profesional, tetap guru, tenaga kesehatan,” sambungnya.
Pemerintah disebutnya saat ini tengah mencari banyak tenaga profesional. Oleh karenanya, ia menambahkan, pemerintah belum akan membuka lowongan bagi tenaga administratif pada PPPK Tahap II dan CPNS 2019 nanti.
“Kemudian tenaga-tenaga yang akan ditempatkan di Kementerian/Lembaga juga harus teknis profesional. Jadi tenaga administrasi tidak akan direkrut,” tegas dia.
Adapun pemerintah pada tahun ini akan membuka total sebanyak 175 ribu formasi pada perekrutan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap II dan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2019.
“Untuk tahun ini akan direkrut 100 ribu CPNS, kemudian 75 ribu PPPK. Jadi total sekitar 175 ribu,” tukas Menteri Syafruddin. (mul)