JAKARTA–Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan, PT Pertamina menghentikan sementara oprasional kilang akibat melemahnya permintaan bahan bakar minyak dalam negeri.
Dilansir dari Tempo.co, Sabtu (18/4/2020) Selain menghentikan produksinya dampak besar juga terasa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Maka dari itu penyusuaian terhadap kilang perlu dilakukan.
Adapun penghentian kilang minyak di Indonesia yang stop produksi: Kilang Sungai Pakning dan Kilang Balikpapan untuk crude distillation unit (DCU) secara bergantian dan Kilang Plaju akan mulai mengurangi produksi secara bertahap.
Sementara Kilang Balongan, Kilang Cilacap, dan Kilang Kasim tetap beroperasional normal.
“Pertamina akan mulai menurunkan kapasitas operasi kilang secara bertahap disesuaikan dengan kondisi permintaan. Secara teknis, penurunan akan disesuaikan dengam batas aman pengelolahan kilang,”katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (18/4/2020).
Pertamina akan memanfaatkan hal tersebut untuk pemeliharaan kilang, sehingga saat kondisi sudah normal, kilang tersebut sudah siap beroperasi secara optimal.Kendati kapasitas produksi kilang diturunkan, Pertamina menegaskan stok BBM maupun LPG secara nasional dalam kondisi aman bahkan berlebih. Bahkan stok avtur dan solar berlimpah, berada pada posisi tertinggi hingga lebih dari 100 hari.
Meskipun kelebihan pasokan, kata Fajriyah, saat ini seluruh kegiatan distribusi BBM dan SPBU tetap beroperasi dengan tetap menjalankan HSSE dan protokol pencegahan Covid-19 secara ketat. Pihaknya akan terus memantau perkembangan, mengingat kebutuhan BBM untuk pengiriman logistik masih berjalan, sehingga energi harus tersedia dengan.
“Selama Ramadan dan Idulfitri, Pertamina juga akan tetap mengoperasikan SPBU di seluruh jalur utama, karena kemungkinan kebutuhan BBM untuk logistik akan meningkat,” ujar Fajriyah.