SERANG–Ketua RT 03, Kelurahan Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, bernama Agus Jakaria sudah pernag mengajukan berkas keluarga almarhumah Yulie ke pemerintah untuk mendapatkan bantuan sosial (bansos). Namun data keluarga itu ditolak.
“Saya bawa data 15 Kepala Keluarga (KK), 5 KK saya bawa lagi karena tidak masuk kategori, di situ termasuk Pak Holik, karena status pekerjaannya sebagai kebersihan. Saya bawa berkasnya ke Kesos, saya bilang ke almarhumah berkasnya saya bawa lagi,” kata Ketua RT 03, Agus Jakaria, ditemui di kediaman Ibu Yulie, Rabu (22/04).
Yulie meninggal dunia pada Senin (20/4) sore. Sebelum meninggal dia sempat mengalami kelaparan. Dia dan keluarga hanya minum air galon isi ulang selama dua hari sebelum akhirnya mendapat bantuan makanan dari sejumlah orang.
Meski demikian belum diketahui penyebab utama Ibu Yulie meninggal dunia.
Suami almarumah, Mohamad Holik adalah pemulung. Holik sehari-hari mencari dan memungut barang bekas dan layak jual dari tempat sampah untuk dijual lagi kepada penampung.
Penghasilannya tak menentu, namun jika dirata-rata pendapatan terbesarnya hanya Rp30 ribu per hari. Uang sebesar itu harus dibagi untuk makan bersama Yulie, Holik, dan empat anaknya.
Agus menjelaskan bahwa bantuan datang ke keluarga Ibu Yulie sejak Sabtu, 18 April 2020, usai ramai diberitakan oleh awak media bahwa keluarga itu sempat menahan lapar dengan meminum air galon selama dua hari. Bantuan diberikan langsung ke Ibu Yulie oleh para relawan.
Lebih lanjut, adik dari Ibu Yulie pernah bercerita kepada dirinya, almarhumah sempat mengalami sakit kepala pada Minggu, 19 April 2020 dan tidak bisa tidur di malam harinya. Kemudian, pada Senin, 20 April 2020 sekitar pukul 15.00 WIB, Ibu Yulie menghembuskan nafas terakhir.
Sebelum meninggal petugas Puskesmas disebut ingin bertemu adiknya untuk mengetahui keluhan almarhumah. Pemerintah daerah sejauh ini belum memberikan keterangan soal kematian warganya tersebut.