PALEMBANG–Curah hujan tinggi disertai petir, yang terjadi beberapa hari ini mengakibatkan kondisi dinamika atmosfer tidak stabil di wilayah Indonesia. Sehingga dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
“Kondisi tersebut dipicu oleh aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) dan sirkulasi siklonik di sekitar Laut Jawa bagian barat serta di perairan utara Maluku dan Papua Barat yang membentuk daerah belokan dan pertemuan angin (konvergensi),” seperti tertulis dalam keterangan resmi BMKG yang dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (28/4/2020)
Selain itu, menurut BMKG cuaca yang tidak menentu ini diakibatkan oleh musim pancaroba. Masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau inilah yang menjadi penyebab cuaca kadang hujan dan panas terik.
BMKG memprediksikan awal musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi mulai Mei 2020. Dalam periode sepekan kedepan, curah hujan dengan intensitas lebat dan dapat disertai kilat/petir berpotensi terjadi di wilayah sebagai berikut:
Periode 27-30 April 2020 :
– Bengkulu
– Jambi
– Sumatera Selatan
– Kep. Bangka Belitung
– Lampung
– Jawa Barat
– Jawa Tengah
– Jawa Timur
– Kalimantan Barat
– Kalimantan Tengah
– Kalimantan Selatan
– Sulawesi Utara
– Gorontalo
– Sulawesi Tengah
– Maluku Utara
– Maluku
– Papua Barat
– Papua