Kondisi Miris Warga Miskin di Palembang

Kondisi salah satu warga miskin di Palembang (Foto: Ist)

PALEMBANG – Kondisi miris masih terjadi di Kota Palembang. Keterbatasan perekonomian membuat warga miskin di Palembang, harus hidup penuh keprihatinan.

Mulai dari hidup di rumah reot di atas rawa hingga kekurangan biaya berobat.

Seperti dialami Husna (60), yang harus hidup berdua dengan anak perempuannya berusia 35 tahun di dalam rumah kayu. Kondisi rumahnya di Jalan May Zen Lorong Mufakat Ujung ini pun cukup miris.

Gubuk reot tersebut dibangun di atas rawa, sehingga rumahnya akan terendam air bah saat musim hujan. Bahkan, untuk keluar dari rumahnya Husna harus mengangkat celananya hingga setinggi paha, agar tidak basah karena genangan air tersebut.

Rumah sederhananya pun sudah miring ke kiri, sehingga berpotensi roboh jika dimasuki banyak orang.

“Sudah dari tahun 2005 pindah ke sini. Ini rumah sendiri, tapi sejak lima tahun terakhir rumah saya sudah miring dan semakin rapuh,” ucapnya, saat ditemui di depan rumahnya.

Husna sempat bekerja menjadi pembantu rumah tangga, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari bersama anak perempuannya. Namun karena kondisi kesehatannya menurun, Husna akhirnya tidak bisa mengais rezeki lagi.

Wanita paruh baya ini, hanya bisa mengandalkan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah, serta sumbangan dari warga sekitar. Dia juga sudah mengantongi Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Kehadiran anak perempuan satu-satunya juga, tak banyak membantu perekonomian Husna. Anaknya tersebut mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), di tempatnya bekerja di Palembang.

“Anak saya sempat bekerja tapi dipecat. Sekarang kami berdua hanya beraktivitas di rumah saja. Tapi anak saya sering sakit-sakitan, seringkali pingsan tiba-tiba,” ujarnya.

Kondisi berbeda dialami Abdul Kadir (45). Warga Jalan Sakti Wiratama Kelurahan Sri Mulya Palembang ini, juga tak kalah memprihatinkan.

Kepala rumah tangga ini, hanya bisa terbaring tak berdaya dengan balutan perban putih di kedua kakinya.

Sebelum bulan Ramadan 1441 Hijriah kemarin, Kadir mengalami kecelakaan kerja. Saat dia memasang baleho di Jalan Soekarno Hatta, baleho yang dipasangnya tersangkut kabel listrik yang terkelupas.