Palembang – Gubernur Sumsel H Herman Deru katakan terdapat nilai-nilai yang terkandung dalam Festival Budaya Melayu 2022 ini, yaitu bagaimana kita menggali akar budaya kita yang mungkin saat ini belum terekspose semua karena banyaknya keterbatasan informasi.
Ditemukan berbagai jejak kebudayaan seperti prasasti, megalik, atribut pakaian, dan perhiasan, dapat menavigasi kita untuk mengetahui kebudayaan yang kita miliki.
“Kegiatan ini menjadi salah satu tanggul yang kita buat agar kita punya identitas yang jelas. Agar kebudayaan yang ada tidak mudah tergerus budaya luar,”katanya di Ballroom Sriwijaya Hotel Swarna Dwipa, Senin (24/10/2022).
Oleh sebab itu, Gubernur HD telah membuat Peraturan Gubernur yang mewajibkan gedung-gedung di wilayah Sumsel menggunakan symbol tanjak. Hal ini guna mempertahankan karakteristik adat budaya dan kearifan lokal.
Disamping itu, HD juga mengapresiasi Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dan Sultan Mahmud Badaruddin IV (SMB IV) yang selalu menggunakan pakaian adat Palembang, dan menunjukan kepedulian terhadap kebudayaan.
“Kita wajib mempertahankan warisan budaya kita. Melalui acara ini kita juga mengajak generasi muda untuk peduli dan melestarikan budaya. Saya harapkan jelang 17 agustus diadakan juga karnaval budaya per tingkat kecamatan untuk menunjukan keberagaman kita,”katanya.
Kadis Budpar SumselĀ H Aufa Syahrozal, SP., M.Sc., katakan kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Sumsel khusunya melayu kepada generasi muda. Dan diisi dengan talkshow tentang perkembangan budaya Sumsel.
“Hasil masukan sejarawan dan budayawan, Tahun depan kita akan membuat kegiatan ini menjadi festival Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) yang akan mengundang negara-negara tetangga yang berumpun melayu,” ujarnya.