SEKAYU – Kondisi dua beradik Za dan Me siswa sekolah dasar di Sekayu, Muba yang diduga keracunan makanan Sabtu, (05/11/2022) sudah membaik dan dalam pengawasan tim dokter RSUD Sekayu. Sebelumnya, Jumat dua beradik ini sempat mengalami gangguan kesehatan diduga akibat mengkonsumsi permen yang mereka beli di warung sekitar sekolah. Pj Bupati Muba H Apriyadi langsung memerintahkan Kadinkes dr Azmi Dariusmansyah untuk mengecek kebenaran kasus ini.
“Begitu mendapatkan perintah Pj Bupati kami langsung terjunkan tim. Satu tim bergerak bersama Dagperin Muba menyisir keberadaan warung yang menjual permen untuk digunakan sebagai sampel satu tim gerak cepat merawat dan memeriksa dengan seksama kondisi korban. Kondisi sua beradik Za dan Me kini sudah bagus dan tak ada keluhan lagi. Sedangkan sampel permen sudah kita sampaikan ke BP POM untuk tindak lanjut,” beber dr Azmi.
Azmi menegaskan, adanya viral keracunan permen yang menimpa Za dan Me masih berupa dugaaan. Meski begitu pihaknya mengeluarkan himbauan agar permen yang diduga menjadi penyebab keracunan untuk sementara tidak diedarkan sambil menunggu hasil penelitian dari BPOM.
Sedangkan dari hasil penyisiran ke sejumlah warga sekitar penjual permen dan kediaman korban dijelaskan Azmi tidak ditemukan korban lain. “Hasil penelusuran hingga Sabtu tak ada korban lain di luar dua korban yang kita rawat. Kita juga sedang mencari akar penyebab yang memicu korban hingga muntah dan mencret,” jelas Azmi.
Secara rinci kasus dugaan keracunan makanan ini sudah didalami dan dirumuskan dalam sebuah kronologis kejadian atas dua korban dugaan keracunan yang tercatat sebagai siswa SD 12 Kelurahan Balai Agung Kecamatan Sekayu.
Diketahui pada Jumat 4 November 2022 pukul 14.30 Wib, petugas Puskesmas Balai Agung mendapatkan informasi dari petugas surveilans RSUD Sekayu yang mengabarkan ada kejadian kasus keracunan makanan yang diduga dari permen lunak/warna-warni. Dua korban adalah Za (11) siswa kelas V SDN 12 Sekayu dan Me ( adik kandung Za).
Akibat keracunan dilaporkan setelah mengkonsumsi permen cair berwarna kuning pada sekitar 10.00 wib. Sampai di rumah pukul 11.00, Za sempat mengukonsumsi bubur ayam buatan ibunya sendiri. Usai makan bubur, pada pukul 14.00 wib, Za dan Me makan permen yang diperoleh dari temennya di sekolah. Saat itulah tak berapa lama makan permen kedua anak ini merasakan mual lalu muntah lima kali dan mencet sekali.
Kemudian pada pukul 14.30 wib kedua anak dibawa orang tuanya ke UGD RSUD Sekayu. Setelah ditangani oleh petugas UGD Za tidak ada keluhan lagi. Sedangkan Me masih mencret sebanyak 5 kali sampai pukul 10.05 wib tanggal 5 November 2022.
Selanjutnya, petugas surveilans Dinas Kesehatan beserta tim puskesmas (surveilans dan kesling) dan petugas dari Disdagperin langsung turun ke lokasi kejadian dengan melakukan penyelidikan epidemiologi dan melakukan pemeriksaan ke warung dekat SD N 2 Sekayu tempat anak tersebut membeli permen. Penyisiran di warung dilakukan karena tak ada lagi sisa permen yang dikonsumsi korban.
Di warung, petugas tidak menemukan permen lunak warna-warni. Begitupun warung sekitar sekolah juga tak ditemukan permen serupa yang dikonsumsi korban.
Kemudian tim melanjutkan penyelidikan ke agen penjualan permen di pasar terminal lama Sekayu dan berhasil menemukan permen sejenis. Petugas langsung membeli permen tersebut sebanyak satu toples, dan disimpan untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
Selanjutnya pada pukul 09.00 wib tim melanjutkan penyelidikan ke RSUD Sekayu menemui pasien dan orang tua mereka untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas. Menurut keterangan dari orang tua pasien, kedua anaknya tidak ada keluhan lagi. Hanya saja, satu pasien yakni Me masih mengalami mencret sebanyak 5 kali sampai pukul 10.05 wib tanggal 5 November 2022.
Tim tidak mendapatkan sampel muntahan dari pasien karena pada saat kunjungan ke RS korban tidak mengalami muntah lagi dan kondisi sudah mulai membaik tetapi masih perlu mendapatkan perawatan.
Untuk memperoleh hasil pasti, dr Azmi masih melakukan survei dan dia mwnginformasikan tidak ada penambahan jumlah kasus
“Alhamdulillah, kondisi pasien sudah bagus, tim tetap bekerja sambil menunggu hasil lab BPOM,” tandas Azmi.
Kepala Disdagperin Muba, Azizah SSos MT menerangkan pihaknya telah menerjunkan tim dan mengamankan permen yang diduga menjadi penyebab siswa tersebut keracunan. “Permen-permen tersebut sudah diamankan dan diserahkan ke BPOM untuk diteliti dan diambil sample,” tandasnya.