PALEMBANG – BPBD Provinsi Sumsel mencatat jumlah titik panas di Sumsel tersebut terus meningkat. Sepanjang 2023, sebanyak 425 titik panas yang terdeteksi.
“Pada bulan Januari tercatat ada 54 titik, Februari 45 titik dan Maret 91 titik. Namun, pada bulan April lalu menjadi yang terbanyak dan meningkat secara drastis yakni sebanyak 200 titik panas,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori, Rabu (10/5).
Dengan situasi dan kondisi saat ini, lanjut Ansori, maka Pemprov Sumsel kini telah menetapkan status siaga bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“Kenaikan secara drastis jumlah titik panas ini menjadi peringatan bagi masyarakat, para pemangku kepentingan seperti pemerintah, perusahaan, dan pihak terakit lainnya untuk mewaspadai potensi kebakaran lahan,” jelasnya.
Menurutnya, jumlah titik panas diperkirakan akan terus meningkat pesat di musim kemarau nantinya. Selama delapan tahun terakhir kenaikan titik panas selalu dimulai pada bulan April, dan puncaknya Agustus dan September. Peningkatan ini dipengaruhi kondisi cuaca yang lebih kering.
“Saat ini sudah kita lakukan pemantauan hotspot di seluruh wilayah Sumsel, terutama di wilayah yang rawan terjadi karhutla,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi karhutla dan mengurangi titik panas, pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan BNPB untuk pengadaan helikopter water boombing, patroli dan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
“Daerah yang paling berpotensi besar dan paling rawan terjadi karhutla yang jelas yang punya lahan Gambut seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin, dan Muara Enim,” jelasnya.