Survei LKPI: Unggul 57,4 Persen, Ratu Dewa-Prima Salam Berpeluang Besar Menang di Pilkada Palembang

Palembang – Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI) merilis hasil survei terbaru elektabilitas pasangan calon di Pilkada Palembang. Hasilnya, pasangan Ratu Dewa-Prima Salam (RDPS) unggul dari paslon lainnya.

Direktur Eksekutif LKPI, Arianto, mengatakan paslon Ratu Dewa-Prima Salam (RDPS) masih tetap unggul dalam dukungan atau elektabilitas dari 2 pesaingnya, Fitrianti Agustinda-Nandriani Octarina dan Yudha Pratomo-Baharuddin.

“Elektabilitas paslon yang bernomor urut 2 tersebut masih memperlihatkan konsistensi dukungannya dengan jarak elektabilitas cukup jauh dari dua peserta paslon Pilkada lainnya,” katanya di Hotel Santika Palembang, Sabtu, 19 Oktober 2024.

Menurutnya, keunggulan RDPS dengan waktu Pilkada yang menyisakan waktu sekitar sebulan lebih ini tentunya berpotensi besar keluar sebagai pemenang pada Pilkada yang akan di gelar 27 November 2024.

“Dari berbagai lembaga survei kredibel, sebelum ditetapkan berpasangan dengan Prima Salam, elektabilitas Ratu Dewa juga selalu berada diurutan teratas dari para calon wali kota lainnya,” jelasnya.

Demikian juga setelah berpasangan dengan Prima Salam, elektabilitas pasangan yang suka blusukan ini masih perkasa di urutan pertama tak tergeserkan.

“Pilihan masyarakat Palembang sudah mengerucut pada tiga paslon dan tidak banyak lagi massa yang belum menentukan pilihannya atau massa mengambang,” ungkapnya.

Arianto menjelaskan, pada pertanyaan terbuka (top of mind) tanpa menyebutkan nama calon, elektabilitas Ratu Dewa (47 persen), Fitrianti Agustinda (18,8 persen), Yudha Pratomo (8,8 persen), Prima Salam (1,1 persen), Nandriani Octarina (0,2 persen), Baharuddin (0,1 persen). Sedangkan massa mengambang atau massa yang belum menentukan pilihannya (24 persen).

Kemudian, simulasi specimen contoh kertas surat suara, elektabilitas RDPS (57,4 persen), Fitri-Nandri (29,3 persen), Yudha-Bahar (10,1 persen), dan massa yang belum menentukan pilihan atau massa mengambang (3,2 persen). Jarak interval elektabilitas RDPS dengan 2 peserta lainnya cukup jauh.

“Tentunya, semua ini hasil kerja keras dan kerja cerdas masing-masing paslon dan Tim sukses atau pendukung lainnya dalam bersosialisasi selama ini,” jelasnya.

“Kalau tidak ada kejadian yang luar biasa atau istilahnya tsunami politik, RDPS berpotensi besar memenangkan Pilkada Kota Palembang,” sambungnya.

Lembaga survei LKPI yang tergabung dalam Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI) menyebut kuatnya tarikan elektoral RDPS unggul di mata pemilih.

Alasan khusus pemilih menjatuhkan pilihannya kepada RDPS karena dianggap sudah ada bukti nyata hasil kerjanya (65,8 persen). Kemudian RDPS dipersepsikan orangnya perhatian pada rakyat (56,1 persen).

Lalu, berpengalaman di pemerintahan (64,1 persen), mampu membawa perubahan yang lebih baik (65,5 persen), ramah atau mudah di temui (42,9 persen) dan orangnya jujur serta bersih dari kasus KKN (60,0 persen).

“Secara psikologis, tentunya pemilih sudah sangat rasional dalam menjatuhkan pilihannya pada RDPS,” kata Arianto.

Dalam studi perilaku pemilih, kedekatan secara psikologis pemilih dalam menjatuhkan pilihannya merupakan ikatan emosional yang sulit untuk mengubah pilihan kepada paslon lain.

Mantan peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang sudah 27 tahun menekuni survei perilaku pemilih di Indonesia melihat sebaran demografi pemilih yang juga masih di dominasi paslon RDPS.

Misalnya; pada segmen gender, pemilih laki-laki RDPS (61,3 persen), Fitri-Nandri (24,6 persen), Yudha-Bahar (8,8 persen) dan massa mengambang (5,3 persen).

Pada segmen perempuan, pemilih RDPS ( 54,1 persen), Fitri-Nandri (31,7 persen), Yudha-Bahar (11,2 persen) dan massa yang belum menentukan pilihan (3,0 persen).

“Dominasi RDPS tetap kuat elektabilitasnya di segmen pemilih perempuan, maupun pemilih laki-laki,” katanya.

Selan itu, modal utama yang menyebabkan elektabilitas RDPS tetap kokoh adalah popularitas dan akseptabilitas yang angkanya positif dibandingkan paslon lannya. Popularitas paslon RDPS (97 persen) dan akseptabilitas (96 persen).

Sedangkan Fitri-Nandri popularitas (94 persen) dan akseptabilitas (77 persen). Kemudian Yudha-Bahar popularitas (73 persen) dan akseptabilitas (72 persen).

Modal utama RDPS dari popularitas dan akseptabilitas sudah unggul. Semua paslon dipastikan ke depan akan terus bersosialisasi jadi diprediksi tidak akan ada terjadi lompatan elektabilitas yang luar biasa.

“RDPS minimal akan mempertahankan ritme elektabilitasnya bahkan meningkatkan intensitas sosialisasi sedangkan Fitri-Nandri dan Yudha-Bahar akan terus bersosialisasi,” sambungnya.

Adapun survei LKPI di gelar pada 10-17 November 2024 dengan menggunakan sampel 1.000 responden yang tersebar di seluruh kelurahan dan kecamatan di Kota Palembang secara proporsional. Metode penarikan sampel multi stage random sampling dengan marjin of error +/- 3,1 persen dan selang kepercayaan 95 persen.

Wawancara dilakukan tatap muka langsung dengan responden. Semua peneliti lapangan atau pewawancara merupakan mahasiswa tingkat akhir dari Kota Palembang.