



Palembang – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengimbau warga Kota Palembang untuk mewaspadai cuaca berkabut dengan jarak pandang mendatar terendah di bawah 1.500 meter.
Kepala Unit Data dan Informasi BMKG SMB II Palembang Sinta Andayani dikonfirmasi di Palembang, Selasa, mengatakan kekaburan udara yang terjadi di pagi hari ini dipicu oleh kelembaban udara tinggi 99 persen sehingga membentuk kabut tipis (Mist).
Kondisi kabut tersebut juga bercampur partikel kering atau polusi di Kota Palembang sehingga semakin padat dan menurunkan jarak pandang.
Adapun berdasarkan data pengamatan cuaca di bandara untuk jarak pandang terendah 1500 meter. Namun untuk jarak pandang di kota yang padat pemukiman bisa jadi lebih rendah karena partikel kering atau polusi yang lebih tinggi.
“Pengamatan cuaca di bandara untuk jarak pandang terendah 1500 meter. Namun untuk jarak pandang di kota yang padat pemukiman bisa jadi lebih rendah karena partikel kering atau polusi yang lebih tinggi,” jelasnya.
Menurutnya kabut itu adalah uap air yang menjadi titik-titik air kemudian memadat dan melayang-layang di permukaan tanah.
Fenomena ini biasanya terjadi menjelang pagi hari karena kelembaban udara tinggi mendekati jenuh dengan suhu udara yang rendah di permukaan. Terkadang kabut bisa dipicu oleh hujan di malam hari atau sebelumnya yang menyebabkan suhu udara turun dan lembab di pagi hari.
Biasanya seiring dengan terbitnya matahari di pagi hari kabut berangsur menghilang karena suhu udara perlahan naik dan kelembaban udara menurun.
“Kabut yang tebal dapat mempengaruhi jarak pandang sehingga perlu diwaspadai ketika beraktifitas terutama pada transportasi darat pada saat berkendara, transportasi udara pada saat take off dan landing pesawat, dan juga transportasi air terhadap kapal-kapal yang lalu lalang,” katanya.