Pelitasumatera.com, JAKARTA – Langkah putra pertama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming, menatap Pilwalkot Solo jadi isu panas saat ini.
Founder lembaga survei Indo Barometer M Qodari menilai pencalonan Gibran ini memang bakal riuh terbaca sebagai dinasti politik sang Presiden.
“Mau nggak mau orang akan membaca seperti itu karena dinasti politik terdefinisi di mana keluarga menjadi penerus atau menjadi suksesor untuk jabatan publik, terutama kepala daerah dan kepala pemerintahan,” kata Qodari kepada wartawan, Rabu (9/10/2019).
Qodari memandang dinasti politik selalu jadi pro dan kontra. Yang pro maupun kontra punya argumen sendiri-sendiri.
“Yang pro mengatakan ya namanya minat orang ya wajar dong bapaknya jadi pengusaha anaknya pengin jadi pengusaha, bapaknya wali kota anaknya juga ingin jadi wali kota,” ungkap Qodari.
Lantas, bagaimana dengan pihak yang kontra?
“Yang kontra mengatakan harus kasih kesempatan dengan orang lain. Biasanya dianggap anak atau keluarga itu mendapatkan dukungan atau insentif politik lebih dengan politisi di luar itu. Itu kontranya,” imbuh Qodari.
Pada akhirnya, menurut Qodari, dinasti politik menuntut bukti.
“Siapa pun yang menjadi keluarga besar politik harus menghadapi tudingan itu. Menurut saya, ujungnya hanya satu, sang calon harus membuktikan bahwa dia layak dengan cara menunjukkan program, tampil bagus di debat dan semuanya kembali ke masyarakat,” pungkasnya. (detikcom)