Gaza – Para penghuni kamp pengungsi Rafah di Jalur Gaza punya cara unik meramaikan Ramadan. Mereka menggelar Liga Populer Ramadhan yang diselenggarakan secara khusus setiap tahun.
“Setiap tahun selama bulan Ramadhan kami datang untuk menonton liga ini, itu memberi kami kegembiraan dan kebahagiaan,” kata Issa Shaloula, seorang warga Palestina, seperti dikutip Reuters, Kamis, 6 April 2023..
“Ini lebih baik daripada lapangan lain yang tidak bisa kami datangi atau jauh,” kata pria berusia 50 tahun itu di tengah sorak-sorai pendukung.
Warga Palestina memiliki liga terpisah di Gaza dan Tepi Barat menyusul keretakan internal dari perang saudara tahun 2007 antara faksi Presiden Palestina Mahmoud Abbas Fatah, yang memegang kekuasaan di Tepi Barat yang diduduki Israel, dan faksi Hamas yang menjalankan daerah kantong pantai.
Mereka memiliki tim nasional yang mengikuti turnamen internasional, tetapi kekurangan stadion modern dan dana untuk meningkatkan standar olahraga. Warga Palestina juga mengatakan Israel membatasi pergerakan atlet antara dua wilayah tersebut.
“Sebagai pemain klub, kami datang ke lapangan populer ini untuk menyenangkan orang banyak,” kata Ahmed El-Loulahy, yang bermain untuk Klub Khadamat Rafah.
“Lapangan ini lebih populer daripada banyak stadion lainnya, ini adalah taman bermain bagi para pengungsi. Kami bermain di sini saat masih anak-anak,” kata Loulahy.
Tapi jangan bayangkan lapangan dengan rumput hijau tebal. Di sini hanya ada pasir yang mengepulkan debu, setiap pemain menendang bola.