Hari Santri Nasional, Momen Introspeksi dan Peningkatan Kekuatan NU

Palembang – Selain menjadi ajang introspeksi individual dan kelembagaan, Gubernur Sumsel H. Herman Deru yang juga Mustasyar PBNU berharap peringatan hari Santri Nasional Tahun 2022 yang digelar PWNU Sumsel dapat dijadikan momentum menyatukan semua kekuatan di internal Nahdlatul Ulama (NU).

Pernyataan itu disampaikannya saat memberikan sambutan pada acara Apel Hari Santri Nasional (HSN) yang digelar PWNU Sumsel di Griya Agung, Sabtu (21/10/2022). Sebanyak lebih kurang 500 ribu santri/wati yang dipusatkan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Belakangan ini menurut HD banyak isu besar dan guncangan dan itu menjadi ujian keteguhan serta kemantapan bagi setiap lembaga pendidikan bernama Ponpes. .

Secara umum, sebagai Mustasyar PBNU Ia menilai bahwa NU di sumsel sangat solid. “Alhamdulillah di Sumsel masih terjaga berkat dukungan para kyai sepuh lembaga NU. Ada sekitar 500 ponpes di Sumsel dimana kehormatan santri terjaga, kehormatan wali santri terjaga dan kehormatan lembaga penyelenggara  juga terjaga,” jelasnya.

Ia mencontohkan beberapa hari lalu menyambut para Kafilah yang mengikuti MTQ di Kalimantan. Menurutnya para Qori dan Qoriah tersebut sangat membanggakan karena berhasil membawa Sumsel masuk peringkat 10 besar setelah 16 tahun lamanya tak pernah masuk 10 besar.

Menurutnya prestasi ini dapat diraih karena kekuatan bersama mendukung program pemerintah 1 desa 1 rumah tahfidz yang dicanangkannya sejak 2018 silam.

Sementara itu Ketua PWNU Sumsel KH. Amiruddin Nahrawi mengatakan Sumsel patut bangga karena memiliki Gubernur yang merupakan satu-satunya Gubernur di Indonesia yang menjadi Mustasyar PBNU.

Dalam arahannya secara Ketua umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf  mengatakan peringatan hari santri nasional ini patut disyukuri dan dibanggakan. Namun kebanggaan atas jasa besar para pendahulu tidak  boleh mebuat santri menuntut hak atas jasa pendahulu.